Sentani, Jayapura (ANTARA) - Bupati Jayapura Mathius Awoitauw mengapresiasi webinar 3 terkait Danau Sentani dalam kajian arkeologi, geologi dan budaya Papua, yang digelar oleh Balai Arkeologi Papua pada Rabu (26/8).

Mathius di Sentani, Rabu, memberikan apresiasi terkait webinar itu karena telah membahas Danau Sentani. Webinar itu juga membicarakan budaya dan alam yang ada secara khusus di Sentani.

"Webinar ini sangat baik dan memberikan masukan untuk Papua terutama untuk Sentani. Peralihan masalah budaya di Sentani yang telah didiskusikan dalam webinar ini dengan menghadirkan beberapa narasumber ini perlu ditindaklanjuti dan digali," katanya.

Baca juga: Penelitian arkeologi Danau Sentani raih predikat terbaik Kemendikbud

Baca juga: Tokoh adat usulkan Danau Sentani bisa dijadikan wisata unggulan


Menurut dia, penerapan otonomi khusus sebenarnya lebih pada memberdayakan dan melestarikan budaya. Tetapi, penerapannya belum mendalam masih di kulit. Dengan adanya webinar ini bisa mengingatkan berbagai pihak terkait alam dan lingkungan yang perlu dilestarikan.

"Mudah-mudahan hasil diskusi dari webinar itu ke depannya dapat ditindaklanjuti. Mungkin hasil diskusi itu bisa dilaporkan atau diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Jayapura," ujarnya.

Pemantik dalam webinar 3 terkait Danau Sentani dalam kajian arkeologi, geologi dan budaya Papua, yakni Adi Dian Setiawan, Peneliti Balai Arkeologi Papua. Narasumber dalam webinar 3 itu masing-masing Hari Suroto, Peneliti dari Balai Arkeologi Papua. Dr Hasanuddin, Peneliti Balai Arkeologi Sulawesi Selatan (Sulsel).

Narasumber lainnya Dr Wigati Yektiningtyas-Modouw dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Cenderawasih Jayapura, peneliti program studi Teknik Geologi FITB-Institut Teknologi Bandung Prof. Dr.Ir.Yahdi Zaim,

Dr. Wigati Yektiningtyas-Modouw mengemukakan masyarakat Sentani memiliki keberagaman pusaka budaya. Pusaka budaya dengan berbagai potensinya perlu terus diajarkan/disosialisasikan melalui keluarga, masyarakat, pendidikan, karena itu identitas masyarakat Sentani secara keseluruhan.

Baca juga: Tokoh adat usulkan ada badan khusus pengelola Danau Sentani

"Selain itu, pentingnya konservasi alam danau Sentani dan lingkungannya," ucapnya.

Sementara itu, peneliti program studi Teknik Geologi FITB-Institut Teknologi Bandung Prof. Dr.Ir.Yahdi Zaim menyampaikan bahwa dari Penelitian Geologi dan Arkeologi yang pernah dilakukan pada 1979, bahwa perkembangan Danau Sentani dan sekitarnya berpengaruh besar terhadap paleoenvironment.

Selanjutnya, tambah dia, pembentukan Danau Sentani sangat berkaitan erat dengan perkembangan geologi antara lain tektonik serta perubahan muka laut. Perubahan muka laut yang berkaitan dengan aspek klimatologis, berperan besar terhadap pola hunian serta budayanya.

Manusia yang pernah menghuni di wilayah Danau Sentani dan sekitarnya, telah meninggalkan jejak budayanya sebagai tinggalan arkeologis seperti tinggalan budaya megalitik, dolmen, lukisan-lukisan pada batu, lukisan cadas di gua-gua dan lainnya.

Baca juga: Balai Arkeologi temukan tiang rumah prasejarah di Danau Sentani

Pewarta: Musa Abubar
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020