Purwokerto (ANTARA) - Yayasan Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia (UII) melalui PT Unisia Medika Farma membangun Rumah Sakit JIH di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang merupakan pengembangan dari rumah sakit yang telah didirikan Yogyakarta dan Solo.

Pembangunan RS JIH Purwokerto ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono dan Direktur Utama PT Unisia Medika Farma Bambang Pediantoro didampingi Ketua Umum Yayasan Badan Wakaf UII Suwarsono Muhammad, Komisaris PT Unisia Medika Farma, serta Direksi RS JIH Yogyakarta dan Solo di lokasi proyek, Desa Dukuhwaluh, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas, Kamis.

Saat memberi sambutan, Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono mengucapkan selamat atas dilaksanakannya peletakan batu pertama pembangunan RS JIH Purwokerto.

Menurut dia, pembangunan kesehatan merupakan salah satu program Pemerintah Kabupaten Banyumas yang didasarkan atas kebijakan bahwa bidang kesehatan merupakan bagian yang sangat penting karena terkait langsung dengan peningkatan kualitas harkat dan martabat manusia dalam kerangka pembangunan pembangunan manusia seutuhnya.

Baca juga: UII -UGM kecam intimidasi terhadap diskusi ilmiah di Yogyakarta

Baca juga: UII cabut gelar mahasiswa berprestasi alumnus diduga pelecehan seksual


"Bidang kesehatan adalah hal yang sangat penting karena mempengaruhi kualitas hidup manusia," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum Yayasan Badan Wakaf UII Suwarsono Muhammad mengatakan saat ini sudah ada dua RS JIH yang berlokasi di Yogyakarta dan Solo serta akan menjadi tiga dengan dibangunnya RS JIH Purwokerto.

"Insya Allah dalam waktu dekat, kami bekerja sama dengan Yayasan Salman ITB Bandung untuk membangun Rumah Sakit JIH Salman Bandung. Di samping itu, kami punya satu rumah sakit yang tidak kami beri nama JIH, yaitu Rumah Sakit Universitas Islam Indonesia," katanya.

Saat menggelar konferensi pers usai peletakan batu pertama, Direktur Utama PT Unisia Medika Farma Bambang Pediantoro mengatakan RS JIH Purwokerto akan dibangun di atas lahan seluas 14.000-15.000 meter persegi dan terdiri atas lima lantai dengan investasi senilai Rp211 miliar di luar pengadaan tanah.

Sebelum memutuskan untuk mendirikan rumah sakit di Purwokerto, kata dia, pihaknya telah melakukan survei pemasaran dengan menggandeng pihak ketiga hingga akhirnya kota tersebut terpilih sebagai lokasi pembangunan RS JIH karena kental dengan pendidikan dan dekat dengan bandara.

"Kenapa kami memilih di Purwokerto, karena pertumbuhan ekonominya cukup tinggi dan kesadaran masyarakat akan kesehatan sangat baik," ucapnya.

Menurut dia, layanan yang diberikan RS JIH sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit tipe C dengan kapasitas 110 tempat tidur serta sejumlah fasilitas lainnya.

Ia memperkirakan pembangunan RS JIH Purwokerto akan selesai dalam kurun waktu 18 bulan dan nantinya bakal menyerap sumber daya manusia sekitar 320 orang dengan mengutamakan warga lokal Banyumas.

"Namun, untuk pucuk pimpinan masih mengandalkan dari RS JIH Yogyakarta termasuk adanya asistensi oleh dokter-dokter dari Yogyakarta agar sesuai dengan standar pelayanan kami," katanya.

Informasi yang dihimpun, RS JIH pada awalnya bernama Jogja International Hospital yang dibangun oleh Yayasan Badan Wakaf UII dan pengelolaannya diserahkan kepada PT Unisia Medika Farma.

RS JIH Yogyakarta yang mulai beroperasi pada tahun 2007 dengan layanan rumah sakit tipe B, selanjutnya mengembangkan sayapnya dengan membangun RS JIH Solo yang telah beroperasi sejak 9 November 2019 dengan layanan rumah sakit tipe C.*

Baca juga: Polisi selidiki kasus pasien lompat dari lantai 3 RS Ananda Purwokerto

Baca juga: Bantu tenaga medis, alumni UII Kalsel sumbang APD

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020