Pada waktunya Menteri Keuangan akan diskusi dengan kami melihat kapasitas pasar tahun depan berapa
Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan pembelian surat berharga negara (SBN) di pasar perdana tahun 2021 menunggu pembahasan bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

“Pada waktunya Menteri Keuangan akan diskusi dengan kami melihat kapasitas pasar tahun depan berapa, pembiayaan APBN dari global, dari dalam negeri berapa kapasitas pasarnya,” katanya ketika memaparkan hasil Rapat Dewan Gubernur di Jakarta, Rabu.

Bank Indonesia masih akan menjadi pembeli siaga untuk SBN yang diterbitkan pemerintah di pasar perdana melalui mekanisme pasar berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menkeu dan BI pada 16 April 2020.

Hingga 18 Agustus 2020, BI sudah menyerap Rp42,96 triliun SBN di pasar perdana sesuai mekanisme pasar untuk pendanaan APBN 2020. Jumlah itu, kata dia, hanya sebagian kecil dari total jumlah SBN yang diterbitkan pemerintah yang jumlahnya mencapai sekitar Rp1.000 triliun tahun 2020.

Artinya, lanjut dia, pasar masih memegang porsi yang besar dalam penyerapan SBN di pasar perdana. Sedangkan, pembelian SBN di pasar perdana dengan mekanisme secara langsung atau private placement sesuai dengan SKB 7 Juli 2020, hanya berlaku untuk tahun ini. Untuk pembelian SBN di pasar perdana dengan mekanisme langsung ini, BI sudah menyerap Rp82,1 triliun.

Sementara itu, terkait inflasi sebagai dampak pembelian SBN oleh BI, lanjut dia, bank sentral memiliki kebijakan moneter yang hati-hati dengan perkiraan inflasi hingga akhir tahun mencapai 1,54 persen.

“Tahun depan kalau ada indikasi kenaikan inflasi, BI punya kerangka kebijakan moneter yang sudah prudent. Setiap rapat dewan gubernur bulanan kami akan pantau,” imbuhnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan BI masih memiliki peran menyerap SBN di pasar perdana tahun 2021 sebagai pembeli siaga atau standby buyer dalam mekanisme pasar.

Sedangkan skema pembelian langsung dalam berbagi beban atau burden sharing sudah tidak berlaku untuk tahun 2021.

Seperti diketahui dalam Rancangan APBN 2021, pemerintah mematok besaran defisit mencapai 5,5 persen dari produk domestik bruto (PDB) atau mencapai Rp971,2 triliun.

Baca juga: Perry Warjiyo sebut pembelian SBN oleh BI di pasar perdana menurun
Baca juga: BI percepat peraturan pelaksana pembelian SUN/SBN di pasar perdana
Baca juga: BI tidak batasi pembelian SBN untuk jaga stabilitas rupiah


Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020