Madiun (ANTARA) - Sebanyak tiga sekolah tingkat SMA sederajat di Kota Madiun, Jawa Timur melakukan uji coba pembelajaran tatap muka secara terbatas.

Wali Kota Madiun Maidi mengatakan tiga sekolah tersebut adalah SMA Negeri 2 Madiun, SMK Negeri 3 Madiun, dan SLBN Manisrejo. Ketiganya telah memiliki izin dari kepala daerah setempat untuk uji coba melaksanakan pembelajaran tatap muka sejak tanggal 18 Agustus hingga 31 Agustus mendatang.

"Saya izinkan, tapi ada syarat. Ketiga sekolah tersebut harus mengedepankan disiplin protokol kesehatan," ujar Wali Kota Maidi di Madiun, Rabu.

Baca juga: Gubernur Babel pantau kesiapan SMA terapkan belajar tatap muka

Menurut dia, sesuai arahan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, sekolah di bawah naungan Pemprov Jatim yang ingin melaksanakan uji coba pembelajaran tatap muka wajib mendapatkan restu dari wali kota/bupati setempat.

Selain itu, siswa yang diperbolehkan mengikuti pembelajaran tatap muka adalah mereka yang telah mendapatkan izin dari orang tua. Untuk itu, sekolah wajib menyiapkan sarana prasarana yang diperlukan.

"Kalau melanggar protokol kesehatan, kami cabut lagi izinnya dan lapor ke Bu Gubernur," tegas Maidi.

Ia mengatakan, sekolah yang menjalankan pembelajaran tatap muka juga akan dipantau oleh petugas Penegak Disiplin Protokol Kesehatan Tangkal Corona Virus Warga Sehat atau "Pendekar Waras" Kota Madiun. Sedangkan, sekolah lainnya yang belum mengajukan izin kepada wali kota, tidak diperkenankan menjalani uji coba pembelajaran tatap muka.

Baca juga: Siswa SMALB Tulungagung antusias ikuti pembelajaran tatap muka

Sementara itu, Kepala SMA Negeri 2 Madiun Pramujo Budiarto mengungkapkan bahwa pihak sekolahnya telah siap menyelenggarakan pembelajaran tatap muka. Dari 955 siswa yang ada di SMA tersebut, hanya 507 orang yang mendapatkan izin orang tua. Sisanya, sebanyak 48 persen memilih pembelajaran jarak jauh atau daring.

"Sistemnya, siswa masuk dengan skema ganjil genap sesuai absen. Sehari masuk sekolah, sehari belajar di rumah. Sehingga, per hari hanya 25 persen dari total siswa saja yang masuk. Lama belajar di sekolah hanya 3,5 jam tanpa istirahat," kata Pramujo.

Sarana prasarana seperti tempat cuci tangan, cairan pembersih tangan, alat pengukur suhu badan digital, dan tisu juga sudah siap di masing-masing kelas. Para siswa juga wajib mengenakan masker selama di lingkungan sekolah. Serta, tidak boleh melakukan kontak fisik dengan guru maupun teman.

Sekolah setempat juga menyediakan ruang isolasi. Tujuannya, sebagai ruang transit sementara bagi guru maupun siswa yang suhu tubuhnya di atas 37 derajat Celcius.

"Kalau ada yang suhunya di atas 37 derajat Celcius, akan segera kami bawa menggunakan mobil sekolah ke puskesmas rujukan untuk menjalani rapid test dan tidak diperkenankan masuk sekolah untuk sementara waktu," katanya.

Salah satu siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Madiun, Farid Darwisy Prayitna mengaku senang bisa kembali ke sekolah setelah tiga bulan lebih belajar di rumah.

"Senang sekali, karena sudah bosan di rumah dan sulit memahami materi dengan pembelajaran daring," ungkapnya.

Farid menyatakan kedua orang tuanya telah setuju ia ikut pembelajaran tatap muka. Maka dari itu, kesempatan masuk sekolah kembali itu akan ia dimanfaatkan untuk menyerap pelajaran secara maksimal.

Baca juga: Cianjur tunda proses belajar mengajar secara tatap muka
Baca juga: Akademisi: kegiatan belajar tatap muka perlu kesiapan matang
Baca juga: KPAI lakukan pengawasan terhadap persiapan sekolah tatap muka

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020