Dengan mesin ini, biaya produksi bisa lebih murah
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi IV DPR RI Hermanto mengapresiasi langkah kebijakan yang telah diupayakan oleh pemerintah guna melaksanakan berbagai modernisasi di sektor pertanian nasional guna mencapai swasembada pangan di Tanah Air.

Hermanto dalam rilis yang diterima di Jakarta, Senin, menyatakan bahwa tidak mungkin lagi bertani dengan cara-cara tradisional untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyat Indonesia yang populasinya telah mencapai sekitar 265 juta orang.

Politisi Fraksi PKS itu juga telah menyerahkan combine harvester (mesin panen) ukuran sedang yang merupakan bantuan pemerintah kepada Kelompok Tani yang berada di daerah Sumua Gadang, Kelurahan Pisang, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat.

Baca juga: Mentan saat Hari Krida Pertanian: Momentum menuju pertanian modern

"Bantuan ini merupakan upaya negara dalam melakukan modernisasi sektor pertanian untuk mencapai target swasembada pangan," ujarnya.

Ia juga mengemukakan berbagai alat mesin pertanian yang telah diberikan harus dipakai, dipelihara, dan dikuasai benar-benar teknologinya.

Hal tersebut, lanjutnya, karena suatu saat nanti akan ada alat mesin pertanian yang operasionalnya murni berbasis komputer.

"Di negara lain sudah melakukan hal tersebut. Dengan mesin ini, biaya produksi bisa lebih murah," ujar Hermanto.

Baca juga: Mentan minta petani muda lakukan pendekatan baru pertanian modern

Menurut dia, bila hal itu dapat terlaksana maka diyakini kaum muda bakal berbondong-bondong masuk ke dunia pertanian.

Lebih jauh Hermanto meminta kelompok tani penerima bantuan agar merawat baik-baik bantuan tersebut supaya bisa memberikan kemanfaatan dalam jangka panjang.

"Barang-barang ini milik negara yang dipercayakan penggunaannya kepada kelompok-kelompok tani. Karena itu pakailah, peliharalah, dan rawat dengan baik," ucapnya.

Baca juga: Mentan ajak perguruan tinggi bersinergi bangun pertanian modern

Baca juga: Pakar: perguruan tinggi berperan strategis sukseskan pertanian modern


 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020