Jakarta (ANTARA) - Setelah bertahun-tahun mengalami penurunan penjualan mobil penumpang, beberapa produsen mobil baru-baru ini memutuskan untuk menyerah pada model subkompak karena SUV semakin digemari di Amerika.

General Motors (GM) pekan lalu menjadi perusahaan terbaru untuk menghentikan produksi mobil subkompak, mengatakan akan mengakhiri produksi Chevrolet Sonic pada bulan Oktober, sebagaimana dilaporkan USA Today, Minggu.

Meskipun Sonic diklaim merupakan salah satu mobil andalan GM karena irit bahan bakar, saat ini, sebagian besar orang Amerika tidak lagi mau masuk ke mobil kecil meskipun harganya terjangkau dan efisiensi bahan bakarnya baik.

Penjualan Sonic turun 85 persen dari puncaknya 93.518 pada 2015 menjadi 13.971 pada 2019.

Baca juga: Ford luncurkan pikap F-150 versi baru, saingi Tesla dan GM

Baca juga: GM terus berkomitmen buat kendaraan EV di Korea Selatan


Penjualan mobil subkompak sendiri turun 50 persen pada paruh pertama tahun 2020, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan itu lebih buruk daripada penurunan penjualan 23 persen industri secara keseluruhan, yang sebagian besar disebabkan oleh pandemi COVID-19.

Jessica Caldwell, analis untuk situs riset mobil Edmunds, mengatakan mobil subkompak tidak mungkin hilang sama sekali, tetapi hanya yang kuat yang akan bertahan. Untuk saat ini, itu termasuk kendaraan seperti Honda Fit, Hyundai Accent, Kia Rio dan Nissan Versa.

Tetapi peningkatan penjualan SUV dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan orang Amerika mungkin tidak akan pernah kembali ke mobil kecil, kata Caldwell. Beberapa model juga telah dihentikan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk Chevrolet Cruze dan Ford Focus.

Pada 2019, mobil subkompak mencapai 2,7 persen dari pembelian kendaraan, turun dari 5,5 persen pada 2012, menurut situs riset mobil Edmunds.

Banyak pembeli mobil subkompak telah memilih model SUV subkompak yang relatif baru - seperti Honda HR-V, Jeep Renegade dan Hyundai Kona. Pangsa pasar SUV subkompak meningkat dari 0,8 persen pada 2012 menjadi 4,9 persen pada 2019, menurut Edmunds.

Pada bulan Juni, Toyota mengumumkan akan menghentikan produksi mobil subkompak Toyota Yaris di AS. Dan tahun lalu, Ford mengumumkan tidak akan lagi membuat mobil subkompak Ford Fiesta.

Namun, ini adalah perjuangan yang berat, terutama di tengah-tengah pandemi COVID-19, yang mempercepat kehancuran kendaraan-kendaraan yang kurang laris.

Pembuat mobil tidak lagi mampu membuat mobil yang tidak laku atau menghasilkan untung, sehingga mereka kemungkinan akan terus mengurangi formasi mereka, kata analis Autotrader Michelle Krebs.

Dalam beberapa tahun terakhir, industri mobil sewaan mungkin dapat menyelamatkan eksistensi mobil subkompak yang tidak diinginkan pembeli eceran.

Tetapi, perusahaan penyewaan mobil mengalami kesulitan di tengah melambatnya perjalanan secara nasional. Setidaknya dua dari perusahaan penyewaan mobil di AS telah mengajukan perlindungan kebangkrutan.

Bahkan sebelum krisis ini, perusahaan mobil sewaan mulai kehilangan minat terhadap mobil subkompak, jika hanya karena pelanggan mereka tidak ingin mengendarai mereka saat berlibur.

Hanya 4 persen dari penjualan kendaraan baru ke perusahaan penyewaan mobil adalah mobil subkompak, menurut Cox Automotive.

Baca juga: GM jual 713.600 kendaraan di China kuartal kedua

Baca juga: GM dan Wuling kembangkan pembangkit listrik dari baterai bekas

Baca juga: Penjualan mobil di AS diperkirakan berangsur membaik bulan ini
Pewarta:
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020