Dubai (ANTARA) - Perusahaan farmasi milik pemerintah China, Sinopharm, telah memulai uji klinis tahap akhir (Tahap III) vaksin COVID-19 di keemiratan Abu Dhabi dengan menggunakan 15.000 sukarelawan, kata kantor media pemerintah Abu Dhabi, Kamis.

Pengujian dengan menggunakan manusia itu berlangsung di Abu Dhabi, ibu kota Uni Emirat Arab (UAE), sebagai bagian dari kemitraan Kelompok Biotek Nasional China (CNBG) Sinopharm dengan perusahaan kecerdasan buatan dan komputasi awan yang berkantor pusat di Abu Dhabi, Group 42, serta Departemen Kesehatan Abu Dhabi.

Uji klinis tersebut, yang dijadwalkan berlangsung selama tiga hingga lima bulan, sudah dimulai pada Rabu (15/7).

Pengujian akan dilakukan pada para sukarelawan berusia 18 tahun sampai 60 tahun, yang merupakan penduduk di kota Abu Dhabi dan Al Ain, kata pemerintah.

Belum ada vaksin COVID-19 yang disetujui untuk penggunaan komersial.

Menurut rangkuman WHO soal perkembangan vaksin COVID-19, saat ini ada 23 vaksin potensial COVID-19 yang sedang diujikan pada manusia. Tiga di antaranya sudah berada pada tahap akhir skala luas (atau Tahap III) untuk menguji kemanjuran vaksin.

Sinopharm, yang mendapat persetujuan untuk uji coba pada akhir Juni, menggunakan vaksin tak aktif. Teknologi seperti itu sudah dikenal dan digunakan untuk membuat vaksin bagi penyakit-penyakit seperti influenza dan campak.


Baca juga: China sebut tiga vaksin COVID-19 masuki tahap uji klinis

China selama ini berupaya melakukan pengujian vaksin potensial di luar negeri karena kekurangan pasien baru COVID-19 di dalam negeri. Sinovac Biotech China juga sedang melakukan uji coba vaksin Tahap III di Brazil.

Vaksin eksperimental buatan Sinopharm tersebut lolos uji klinis Tahap I dan II dengan 100 persen sukarelawan menghasilkan antibodi setelah mendapat dua dosis dalam 28 hari, menurut pernyataan Pemerintah Abu Dhabi.

Uni Emirat Arab mengatakan telah melakukan lebih dari empat juta tes infeksi virus corona di antara penduduknya, yang total berjumlah 9,6 juta orang.

Negara itu sejauh ini telah mencatat hampir 56.000 kasus infeksi dan 335 kematian akibat COVID-19.

Sumber: Reuters

Baca juga: China konfirmasi delapan kasus baru virus corona di daratan

Baca juga: Abbott datangkan alat tes identifikasi untuk antibodi COVID-19

Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020