Jakarta (ANTARA) - Deputi Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Lenny N Rosalin mengatakan anak perlu dididik kesetaraan antara laki-laki dan perempuan sejak dini.

"Usia di bawah enam tahun adalah golden age ketika pertumbuhan dan perkembangan anak sangat pesat dan tidak bisa digantikan pada masa mendatang," kata Lenny dalam seminar daring yang diikuti di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Meutia Hatta: Perempuan adalah pendidik anak yang pertama dan utama

Lenny mengatakan keluarga dan orang tua adalah tempat pertama dan utama bagi anak mendapatkan pendidikan. Anak belajar dengan melihat apa yang dilakukan orang tua dan menirunya, sehingga orang tua berperan sebagai guru pada usia awal anak.

Karena itu, untuk mengajarkan kesetaraan kepada anak sejak dini, orang tua harus membangun kesetaraan dalam keluarga dengan memberikan akses dan partisipasi yang setara bagi suami, istri, dan anak, serta memastikan keputusan diputuskan bersama oleh suami dan istri.

"Orang tua dan keluarga juga harus memastikan kesetaraan antara anak laki-laki dan perempuan dalam berbagai hal. Misalnya di bidang pendidikan, jangan membedakan antara anak laki-laki dan perempuan," tuturnya.

Kesetaraan dalam keluarga bisa dibangun dengan mengembangkan perilaku, sikap dan komitmen sebagai atribut perempuan dan laki-laki yang bisa diterima.

Baca juga: KPAI: Kenalkan nilai-nilai toleransi sejak usia dini

Baca juga: KPPPA: 3,73 persen balita tidak mendapatkan pengasuhan yang layak


"Pengenalan gender kepada anak harus ditanamkan sejak dini. Pembelajaran mengenai kesetaraan gender merupakan tanggung jawab orang tua di rumah," katanya.

Kesetaraan gender bisa diajarkan melalui kegiatan bermain peran. Anak-anak berhak menentukan peran apa yang dia inginkan.

Saat bermain, orang tua jangan membatasi peran tertentu lebih pantas untuk laki-laki atau perempuan. Semua orang berhak bekerja menjadi apa yang dia inginkan.

"Dalam jangka panjang, memperkenalkan kesetaraan gender kepada anak usia dini tidak hanya menumbuhkan kepercayaan diri, tetapi juga membangun pola pikir yang tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan," katanya.

Baca juga: KPPPA: Anak penyandang disabilitas miliki kerentanan ganda COVID-19

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020