Sekarang ini cukup banyak kita temui gejala awal orang positif COVID-19 itu mengaku kehilangan indra perasa, seperti tidak merasa rasa manis atau asin, bahkan tidak dapat mencium bau-bauan
Banjarmasin (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan dr Machli Riyadi mengungkapkan bahwa kini ada gejala baru pasein positif COVID-19 di kota itu dengan gejala kehilangan indra perasa juga penciuman.

"Sekarang ini cukup banyak kita temui gejala awal orang positif COVID-19 itu mengaku kehilangan indra perasa, seperti tidak merasa rasa manis atau asin, bahkan tidak dapat mencium bau-bauan," katanya di Balai Kota Banjarmasin, Jumat.

Menurut dia, gejala awal bagi pasein COVID-19 tidak lagi umum seperti batuk, pilek atau demam, tapi gejalanya berupa hilangnya Indra perasa, walaupun tidak ada gejala umum seperti batuk, pilek atau demam.

"Masuk gejala baru ini di daerah kita, tentunya lebih berbahaya lagi yang orang tanpa gejala (OTG)," katanya.

Ia menjelaskan saat ini penularan virus COVID-19 cukup tinggi di Kota Banjarmasin, bahkan tidak mengenal usia lagi.

"Ada anak-anak sudah yang jadi pasien, bahkan kemarin ada bayi belum berusia satu hari masuk Pasien Dengan Pengawasan (PDP) meninggal," katanya.

Dia menyatakan bahwa pasein COVID-19 yang meninggal dunia di Kota Banjarmasin bahkan lebih 50 persennya masih usia produktif.

"Tapi memang kebanyakan karena ada penyakit bawaan," katanya.

Yang terlebih penting bagi warga saat ini, katanya, terus mengikuti protokol kesehatan, jangan lupa memakai masker, jaga jarak dan sering cuci tangan pakai sabun.

Dia berharap juga bagi warga saling aktif mengawasi, yakni bila ada warga sekitarnya yang mengalami gejala seperti yang ada, segeranya melaporkan ke fasilitas kesehatan terdekat.

Baca juga: Waspada jika miliki satu saja gejala COVID-19: kata pakar Gugus Tugas

Baca juga: Gugus Tugas: Penular COVID-19 terbanyak orang tanpa gejala

Baca juga: Studi CDC: Virus corona dapat menular 1-3 hari sebelum muncul gejala

Sebab, kata dia, pelacakan akan lebih difokuskan pihaknya pada warga berstatus Orang Dengan Pemantauan (ODP), dan tidak melaksanakan "rapid test" massal lagi seperti sebelumnya.

Karena itu, saat ini disiapkan tes swab massal pada sekitar 750 orang yang sudah terdata nama dan alamatnya berdasarkan hasil rapid test beberapa waktu lalu.

"Ini dari hasil tracking (pelacakan) sebelumnya dari teman-teman di 26 puskesmas," katanya.

Dia menambahkan dengan pelacakan yang gencar dilakukan pihaknya beberapa waktu lalu, maka cukup banyak hasil yang terkonfirmasi positif COVID-19, dan upaya ini bertujuan untuk menyelamatkan masyarakat agar penularan dapat ditangani dan dikendalikan.

Hingga 12 Juni 2020, jumlah kasus positif COVID-19 yang terkonfirmasi di Banjarmasin sebanyak 775 orang, di mana jumlah kesembuhan sebanyak 37 orang dan 88 orang meninggal dunia, demikian Machli Riyadi.

Baca juga: Wuhan temukan 182 kasus COVID-19 tanpa gejala

Baca juga: Satu hari kasus COVID-19 Kalsel bertambah 116 menjadi 819

Baca juga: Pasien sembuh COVID-19 ajak masyarakat patuhi imbauan pemerintah

Baca juga: Temuan baru gejala corona, bisa dilihat dari kaki

 

Pewarta: Sukarli
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020