... dalam skala individu dapat dilakukan dengan cara tidak menghidupkan lampu di siang hari, mengurangi penggunaan pendingin ruangan serta mengutamakan penggunaan transportasi publik.
Purwokerto (ANTARA) - Pakar Hidrologi dan Sumber Daya Air Universitas Jenderal Soedirman Yanto, Ph.D mengingatkan pentingnya upaya mitigasi perubahan iklim untuk mengurangi dampak kekeringan.

"Oleh karena kenaikan suhu permukaan bumi lebih disebabkan karena keberadaan gas rumah kaca, maka upaya mitigasi perubahan iklim seharusnya diarahkan pada pengurangan emisi gas rumah kaca," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis.

Beberapa hal yang dapat dilakukan, kata dia, melalui penggunaan energi yang lebih bijak, penciptaan energi terbarukan, desain bangunan rendah energi, konservasi air, penghutanan dan lain sebagainya.

Sementara dalam skala individu, tambah dia, dapat dilakukan dengan cara tidak menghidupkan lampu di siang hari, mengurangi penggunaan pendingin ruangan serta mengutamakan penggunaan transportasi publik.
Baca juga: Pemerintah berkomitmen lanjutkan proyek adaptasi perubahan iklim

Sementara itu dia juga mengingatkan pentingnya pemahaman bahwa bencana hidrometeorologi seperti banjir dan kekeringan dipengaruhi oleh iklim global. "Peningkatan suhu bumi secara konsisten dengan laju yang semakin besar bertanggung jawab terhadap sirkulasi air global, menyebabkan banjir dan juga kekeringan," katanya.

Dia juga menambahkan bahwa menghilangkan emisi gas rumah kaca bukan sesuatu yang mudah.

"Sehingga yang dapat dilakukan adalah menurunkan emisi gas rumah kaca sampai pada skala tertentu. Yang ini telah disepakati oleh negara-negara di dunia," katanya.

Dia juga mengatakan bahwa upaya mitigasi harus tetap dibarengi dengan beberapa strategi adaptasi perubahan iklim.
Baca juga: Teknologi bantu mitigasi dan adaptasi perubahan iklim

"Mitigasi saja tidak cukup sehingga perlu dibarengi dengan beberapa strategi adaptasi perubahan iklim, yang dapat dilakukan antara lain meningkatkan kapasitas tampungan air dalam bentuk waduk, bendungan, situ, embung, sumur resapan, biopori maupun alat pemanen hujan," katanya.

Selain itu, kata dia, peningkatan efisiensi pengelolaan air serta modifikasi tata guna lahan dengan cara revegetasi lahan kosong dengan tanaman produktif seperti tanaman buah dan sayur hingga penerapan sistem irigasi hemat air.

"Dengan adanya mitigasi dan strategi adaptasi perubahan iklim diharapkan dapat berperan strategis dalam mengantisipasi dampak kekeringan," katanya.
Baca juga: LIPI: peran akademisi rekomendasikan kebijakan mitigasi bencana

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020