mereka diwajibkan memakai masker, cuci tangan dan jaga jarak bahkan memakai sarung tangan saat bekerja
Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) siap menerapkan tatanan normal baru dalam semua aspek kegiatannya, mulai dari pembudidayaan, pengolahan, perdagangan, ekspor hingga penelitian.

"Untuk komoditas rumput laut, sejak awal adanya peraturan dari pemerintah dan imbauan dari WHO tentang pencegahan dan penyebaran COVID-19, pengurus langsung menyampaikan kepada seluruh anggota untuk menjalankan protokol kesehatan tersebut di samping melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait di daerah masing-masing agar pekerjaan dapat berjalan dengan baik dan lancar," kata Ketua Umum ARLI Safari Azis.

Safari Azis dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, mengatakan kegiatan di sektor hulu seperti pembudidayaan meliputi pengikatan bibit, pemasangan tali bentang di laut untuk jenis Eucheuma dan penyebaran bibit di tambak untuk jenis Gracilaria juga diwajibkan menerapkan protokol kesehatan.

"Pada tahap ini umumnya dilakukan oleh para wanita atau ibu-ibu rumah tangga, mereka diwajibkan memakai masker, cuci tangan dan jaga jarak bahkan memakai sarung tangan saat bekerja," katanya.

Safari mengatakan, hal yang sama juga dilakukan pada tahapan lainnya di penanaman, pemeliharaan, panen, penjemuran serta penyimpanan hasil panen.

Sementara pada sisi hilir, pekerja diwajibkan mengikuti aturan yang telah dikeluarkan oleh Kementerian Perindustrian.

"Sebelum adanya Pandemi COVID-19 ini pun, gudang dan pabrik pengolahan rumput laut anggota ARLI sudah menerapkan Prosedur Operasi Standar yang disyaratkan pada Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) dan Sertifikat Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP) yang dikeluarkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)," katanya.

Menurut Safari, dalam situasi pandemi, kegiatan ekonomi tetap harus berjalan untuk menekan dampaknya yang lebih besar terhadap ketenagakerjaan, keberlangsungan industri, hingga kemiskinan.

"Pekerja formal tidak sedikit yang sudah dirumahkan, apalagi pekerja informal yang saat ini paling terdampak dan jumlahnya sangat besar. Petani dan pembudidaya pendapatannya menurun, demikian juga dengan daya beli masyarakat yang menurun," kata Safari.

Bagi ARLI, terang Safari, keberlangsungan pembudidayaan rumput laut sangat penting agar masyarakat dapat bekerja untuk membantu penghasilan keluarga yang berada di daerah pesisir dan pulau-pulau.

Di samping itu, pembudidayaan rumput laut juga dapat menggerakkan perekonomian daerah dengan adanya kegiatan perdagangan dan pengolahan rumput laut serta ekspor dalam rangka perolehan devisa untuk negara.

Baca juga: KKP ungkap strategi percepatan industrialisasi rumput laut nasional
Baca juga: Batam ekspor 53 ton rumput laut ke China
Baca juga: KKP: Ekspansi pasar ekspor rumput laut bantu devisa di tengah pandemi

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020