Jakarta (ANTARA) - Anak muda di Belanda menikmati akhir pekan di klub malam, Sabtu (6/6), salah satu usaha negara itu melanjutkan kehidupan malam setelah pandemi virus corona, namun pembatasan jarak tetap diterapkan.

Dilansir Reuters, Senin, para pengunjung klub Doornroosje di kota Nijmegen memesan tempat terlebih dahulu untuk bisa menikmati hentakan musik dansa elektronik pada petang hari, bukan tengah malam seperti biasanya. Ketika musik menggelegar, mereka harus berada di tempat duduk.

Namun ketika lampu meredup dan musik menggema, hampir semuanya merasa puas.

"Ini social dis-dancing yang seru!" kata Nadie, gadis muda yang datang untuk menyaksikan DJ Odin favoritnya.

"Ini asupan musik harian yang sempurna, 20 menit ternyata cukup," kata Nuray Boga. "Ini membuatku senang."

Promotor Jonatan Brand, seperti dikutip dari Reuters, mengatakan rencana awalnya adalah membiarkan tamu menari dengan jarak 1,5 meter satu sama lain. Tapi otoritas lokal mengatakan mereka harus duduk di kursi, setidaknya saat ini.

Baca juga: "Clubbing online", cara penikmat dugem nikmati dunia malam saat corona

Baca juga: Korea Selatan lacak wabah virus corona baru di klub malam Seoul


"Tetap asyik kok," kata Brand. "Orang-orang masih berjoget, meski duduk di kursi, mereka mengayunkan tangan, mereka menggerakkan badan, jadi... menyenangkan."

Maksimal hanya 30 orang tamu yang diizinkan berada di dalam gedung dalam satu waktu. Klub tersebut berniat memperluas kapasitas hingga 100 orang pada Juli.

Acara tersebut juga ditayangkan secara daring.

"Menyenangkan bisa betul-betul memainkan musik dalam volume kencang, melihat wajah-wajah yang tak asing," kata DJ Davy Brandts.

"Saya pikir semuanya sangat menant-nanti, karena sudah lama kita tidak bisa minum bir dingin di tempat luas seperti ini," kata dia.

Baca juga: Korsel tetap longgarkan "lockdown" sekalipun klaster di klub malam

Baca juga: Cardi B hadapi tuduhan serius soal penyerangan di klub malam

Baca juga: Polisi selidiki keterlibatan Harden dalam insiden di klub malam

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020