Fenomena ini tentunya menjadi momentum yang baik bagi pengembangan komoditas kedelai ke depan
Jakarta (ANTARA) - Permintaan kedelai DETAP-1 hasil inovasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) mengalami peningkatan, memasuki musim kemarau 2020 yang sudah dimulai sejak awal April di sejumlah wilayah di Tanah Air.

Kepala Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi), Kementerian Pertanian Yuliantoro Baliadi di Jakarta, Senin mengatakan selain berbiji besar kelebihan varietas DETAP-1 yakni tahan pecah polong dan provitasnya cukup tinggi dan bisa mencapai 2,9 ton/ha.

Menurut dia, keunggulan dari varietas DETAP-1 sudah banyak diketahui oleh petani sehingga para produsen benih kedelai di berbagai daerah seperti Bantul, Karawang, Bandung dan Bima juga mengalami peningkatan pesanan atas varietas tersebut.

"Fenomena ini tentunya menjadi momentum yang baik bagi pengembangan komoditas kedelai ke depan, sehingga menarik para produsen benih kedelai yang baru dan bertambahnya produsen benih baru," ujarnya.

Penangkar benih kedelai di Kabupaten Bima, NTB, Burhan membenarkan akhir-akhir ini permintaan benih kedelai mengalami peningkatan cukup tinggi.

"Tingginya permintaan benih kedelai oleh petani hanya untuk kedelai varietas DETAP-1. Kedelai tersebut sangat disukai petani di wilayah NTB karena saat panen hasilnya berbiji besar serta berumur genjah," katanya.

Sementara itu Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry menambahkan perlu ada edukasi bagi para petani terhadap varietas-varietas unggul Balitbangtan yang sudah dilepas.

Salah satunya adalah pengetahuan terhadap kedelai varietas DETAP-1 yang tahan terhadap pecah polong, lanjutnya. Dengan keunggulan ini, selain produksi menjadi lebih tinggi juga bisa mengamankan kehilangan hasil akibat banyaknya biji kedelai yang terpapar di lapang.

"Dengan adanya varietas DETAP-1 ini, ke depan tidak terdengar lagi ada petani kedelai merugi yang disebabkan oleh produktivitas rendah serta kehilangan hasil," ujarnya.

Plt. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan), Haris Syahbuddin mengatakan selama ini petani kedelai mengeluhkan rendahnya produktivitas kedelai lokal, selain itu banyak juga yang mengalami kehilangan hasil saat panen.

Oleh karena itu, lanjutnya, kedelai varietas DETAP-1 dapat menjawab tantangan petani kedelai.

"Dengan berbagai keunggulannya, diharapkan banyak petani kedelai yang beralih ke varietas DETAP-1 dan meninggalkan varietas lama yang kurang produktif," katanya.

Baca juga: Antisipasi stunting, Balitbangtan masyarakatkan padi Inpari Nutri Zinc
Baca juga: Balitbangtan-ICD siap budidayakan Sorgum Bioguma di Sumsel dan Lampung
Baca juga: Family farming, inovasi Balitbangtan wujudkan ketahanan pangan

Pewarta: Subagyo
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020