Stockholm, (ANTARA News) - Satu badan kesehatan Eropa, Rabu, menyatakan 334 kasus baru flu babi A/H1N1 dilaporkan di beberapa negara Eropa dalam waktu 24 jam belakangan.

Di antara kasus baru tersebut, 145 kasus dikonfirmasi di Jerman, 159 di Swedia dan 19 di Swiss, sementara sisa 11 kasus dilaporkan di Finlandia, Malta, Polandia dan Slowakia, kata Pusat bagi Pemantauan dan Pencegahan Penyakit Eropa (ECDC) di dalam laporan harianya mengenai sistuasi flu babi A/H1N1, seperti dikutip dari  Xinhua-OANA

Seluruh jumlah kasus flu babi A/H1N1 yang dikonfirmasi di negara Uni Eropa (UE) dan EFTA (European Free Trade Association) naik jadi 46.635, dan 16.261 kasus di Jerman, 13.095 kasus di Inggris, 2.244 di Portugal, 1.839 di Yunani dan 1.800 di Italia, kata ECDC.

Tak ada kasus baru kematian yang dilaporkan dan jumlah seluruh kasus kematian masih 105, kata ECDC.

ECD menerbitkan laporan situasi harian mengenai kasus flu babi A/H1N1 di negara UE dan EFTA berdasarkan keterangan resmi dari semua negara itu.

Sementara itu kantor berita lokal Israel, Ynet, melaporkan dua kematian lagi yang berkiatan dengan flu babi A/H1N1 di Israel dalam dua hari belakangan, sejumlah jumlah seluruh kasus kematian di negeri tersebut jadi 21.

Korban paling akhir itu, yang meninggal Rabu, adalah seorang pria yang berusia 26 tahun. Ia dirawat di rumah sakit karena mengalami gangguan pernafasan dua pekan sebelumnya, dan kemudian didiagnosis terinfeksi virus flu babi A/H1N1 dan dibawa ke ruang perawatan intensif beberapa hari kemudian, kata laporan tersebut.

Kematian ke-20 terjadi Selasa, ketika seorang pria yang berusia 50 tahun dan menderita kondisi yang sudah ada sebelumnya serta terinfeksi flu itu meninggal, kata laporan tersebut.

Lebih dari 2.670 kasus flu babi A/H1N1 sejauh ini telah dikonfirmasi di seluruh Israel, dan banyak orang lagi diduga juga telah terinfeksi virus itu tapi telah pulih.

Para ahli kesehatan setempat telah memperingatkan bahwa sekitar seperempat dari seluruh penduduk Israel, atau sebanyak 1,8 juta orang, akan terserang virus tersebut selama kemungkinan terjadinya wabah pada musim dingin tahun ini, sebanyak 700 orang diperkirakan akan menemui ajal.

Pemerintah Yahudi telah melakukan tindakan pencegahan, termasuk membeli vaksin seharga 65,6 juta dolar AS dan menginstruksikan semua rumah sakit agar menambah staf mereka hingga November.(*)

 

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009