Jakarta (ANTARA) - Pada September 2017, tiga perusahaan otomotif Renault SA, Nissan Motor Co dan Mitsubishi Motors Corp mengumumkan rencana strategis dalam sebuah aliansi dengan tujuan menjadi pembuat mobil terbesar di dunia pada tahun 2022.

Namun pada Rabu, aliansi itu akan menguraikan rencana baru untuk memugar atau memperbaiki rencana kerja aliansi demi bisa "bertahan hidup".

"Akan ada restrukturisasi, akan ada pengurangan biaya tetap, akan ada sejumlah proyek yang akan dikurangi," kata seseorang sumber anonim yang memahami masalah itu kepada Reuters, Selasa (26/5).

Baca juga: 20.000 karyawan Nissan terancam di-PHK, mayoritas di Eropa

Baca juga: Renault-Nissan akan ungkap rencana strategis terkait COVID-19


Masalah yang melilit aliansi itu adalah penjualan yang menyusut imbas COVID-19, serta kerenggangan aliansi setelah pemimpin mereka Carlos Ghosn tersandung masalah hukum.

Aliansi itu berharap, restrukturisasi akan membuat pola kerja mereka menjadi lebih sistematis. Akan ada satu pabrikan yang memimpin mereka di lokasi tertentu dengan jenis penjualan model tertentu.

"Rencana itu akan memiliki semangat positif, berdasarkan skema yang jelas dan saling melengkapi antar-perusahaan," kata seorang sumber yang dekat dengan Renault.

Renault berupaya mendapatkan pinjaman dari negara sebesar 5 miliar euro untuk bertahan di tengah pandemik. Sebagai imbalannya, pemerintah Prancis ingin Renault berinvestasi dalam kendaraan listrik, baterai dan teknologi lainnya untuk mendukung lapangan kerja di Prancis.

Sebelumnya, Ghosn ingin melakukan merger penuh antara Nissan dan Renault.

Ketua Aliansi Jean-Dominique Senard awal tahun ini mengatakan bahwa para pembuat mobil "tidak punya pilihan lain" selain memperdalam kerja sama, meskipun sumber-sumber aliansi senior mengatakan pembicaraan tentang merger penuh telah dibatalkan untuk saat ini.

Baca juga: Renault-Nissan tunjuk Zutcliffe tangani bisnis kendaraan komersial

Baca juga: Nissan merasa menutup pabrik di Spanyol lebih mahal daripada membangun

Baca juga: Renault semestinya terlibat dalam aliansi baterai Prancis-Jerman
Pewarta:
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020