Sumber, Jawa Barat  (ANTARA News) - Pernikahan Saefudin Juhri alias Saefudin Jaelani, teroris yang menjadi buronan polisi, dengan Kholifah Sari, warga Kelurahan Perbutulan, Sumber,  Kabupaten Cirebon, terbukti tercatat di di Kantor Urusan Agama (KUA) Sumber, Kabupaten Cirebon, Jabar.

KUA Sumber, Diki Fahrudin sambil memperlihatkan arsip catatan pernikahan Saefudin dengan Kholifah mengatakan pernikahan tersebut terjadi pada tanggal 25 Juli 2000.

Dalam arsip tersebut tertulis pernikahan atas nama Saefudin Juhri dengan alamat Dusun Kliwon RT 28/10, Desa Sampora, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, sama persis dengan alamat Ibrohim, teroris yang tewas dalam penyergapan jajaran Densus 88 di Tumenggung, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.

"Tercatat di sini Saefudin Juhri menikah saat berusia 22 tahun dengan pekerjaan masih sebagai mahasiswa," kata Diki, Selasa (18/8).

Namun Diki mengaku tidak mengetahui secara pasti bagaimana prosesi pernikahan tersebut, karena waktu itu dia belum menjabat sebagai kepala KUA dan berdasarkan yang tercatat di arsip, yang menikahkan keduanya adalah Kepala KUA Iyun Mahsyuni.

Sedangkan yang menjadi wakil wali keluarga pihak keluarga Kholifah waktu itu, lanjut Diki, dalah guru ngajinya, yaitu Abdul Jalil.

"Saya sempat menanyakan soal ini ke Ustadz Jalil, katanya Saefudin waktu itu masih kuliah di Timur Tengah," lanjutnya.

Sementara itu, Abdul Jalil, yang ditemui di pondok pesantren asuhannya Al-Ikhlas tak jauh dari rumah Kholifah, membenarkan pernah menjadi wakil wali dari keluarga Kholifah dan dari perbincangan dengan keluarga Kholifah waktu itu diketahui Saefudin merupakan mahasiswa Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir.

"Bahkan waktu pernikahan, Saefudin mengenakan busana yang beda dari pengantin pada umumnya. Dia memakai jubah dan penutup kepala seperti pakaian Timur Tengah," kata Abdul.

Mengenai keterkaitan santrinya tersebut menjadi istri seorang teroris, Abdul Jalil meyakini Kholifah hanya sebagai korban dari perbuatan Saefuddin.

Menurut Abdul, dirinya selama mengajar mengaji tidak pernah mengarahkan santrinya untuk berjihad seperti yang dilakukan para teroris seperti Saefudin.

"Saya menyayangkan salah satu santri saya menjadi korban akibat perbuatan teroris tersebut. Yang saya tahu Kholifah sekarang punya dua anak yang masih kecil-kecil dan dengan adanya kejadian ini dia menjadi stress berat," ujarnya.

Sementara itu, Kholifah yang baru beberapa hari pulang dari kontrakkannya di Bogor, hingga saat ini masih menutup diri.

Berdasarkan penuturan Ketua RT setempat, Abdul Wahid, Kholifah kondisinya masih shock berat atas musibah ini. Hal ini terlihat dari gelagatnya yang seperti orang linglung dengan pandangan kosong, dan sulit diajak bicara.

Rumah yang ditempati Kholifah sekarang bersama orang tuanya di RT 08/3 Blok Kleben, Keluarahan Perbutulan, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, tampak tertutup rapat dan sepi.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009