Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Prancis, Bruno Le Maire mengatakan bahwa Renault semestinya bergabung dalam proyek aliansi pengembangan baterai yang digagas Prancis-Jerman agar mendapatkan dana pinjaman 5 miliar euro dari pemerintah.

Dana itu bisa dimanfaatkan Renault untuk memperbaiki struktur keuangan perusahaan yang bermasalah karena menurunnya laba dan penjualan.

"Renault harus membuat komitmen untuk menjadi pemegang saham dalam aliansi baterai mobil listrik. Ini salah satu bagian yang masih dinegosiasikan," kata Le Maire kepada televisi BFM, dilansir AFP pada Senin (25/5) waktu setempat.

Baca juga: Renault Samsung rilis Captur dengan dua pilihan mesin

Baca juga: Penjualan mobil di Rusia terjun 72 persen


Renault, perusahaan otomotif yang 15 persen sahamnya dimiliki pemerintah Prancis, akan mengumumkan langkah strategis terkait aliansinya dengan Nissan dan Mitsubishi pada pekan ini.

Saat ini, aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi dilanda penurunan penjualan dan anjloknya keuntungan karena masalah COVID-19.

Pemerintah Prancis memahami bahwa Renault membutuhkan kucuran dana sebagai bantuan, setelah perusahaan itu menutup beberapa pabriknya di dalam negeri.

Kendati demikian, usaha Renault dapat tetap berjalan karena memiliki beberapa pabrik di luar Prancis, dengan biaya produksi yang cenderung lebih terjangkau.

Perusahaan itu akan mengumumkan pemotongan biaya produksi senilai 2 miliar euro pada pekan ini, demikian AFP.

Baca juga: 20.000 karyawan Nissan terancam di-PHK, mayoritas di Eropa

Baca juga: Renault New Climber masuk pasar Indonesia, harganya Rp158,9 juta

Baca juga: Renault-Nissan akan ungkap rencana strategis terkait COVID-19
Pewarta:
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020