Cikeas, Bogor (ANTARA News) - Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan pada awalnya tidak percaya ada ancaman bom yang ditujukan kepadanya dalam kapasitas sebagai Presiden.

"Sebulan lalu ketika pihak berwajib bilang ke saya bahwa ada ancaman fisik saya belum percaya, begitu ditunjukkan bukti maka saya agak percaya," kata Yudhoyono disela-sela pembekalan bagi 149 calon anggota DPR RI terpilih dari Partai Demokrat di Puri Cikeas, Bogor, Senin malam.

Ia menjelaskan keyakinan bahwa adanya ancaman itu semakin kuat setelah ada informasi bahwa ada persiapan bom mobil yang akan diledakkan.

"Setelah ada indikasi mereka menyiapkan bom mobil di sebuah tempat dan diberitahu pada saya yang menurut fakta yuridis kepolisian, bom itu akan diledakkan disini (Cikeas-red) saya makin percaya," ungkapnya.

Ia menambahkan,"Beberapa saat setelah pimpinan Polri melaporkan ada itu dan siap diledakkan 14 hari setelah 3 Agustus maka saya percaya itu riil."

Yudhoyono mengatakan ia kerap beradu argumentasi dengan pihak Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) mengenai pengamanan, namun ia terpaksa memahami prosedur yang ditetapkan.

"Mungkin ada yang bertanya kapan presiden mulai jadi sasaran, tujuh tahun sejak pemboman di Bali sampai tahun lalu belum ada tanda-tanda yang jadi sasaran teroris adalah pemimpin yang ada di negerinya sendiri, tapi selalu ada kemungkinan untuk pergeseran siapa yang jadi sasaran," katanya.

Yudhoyono mengatakan, bila benar apa yang menjadi pemikiran para teroris bahwa presiden dijadikan sasaran karena dianggap ikut andil dalam putusan hukuman mati terhadap pelaku peledakan bom Bali, ia mengatakan hal itu tidak tepat.

Ia mengatakan bahwa prosedur hukum tidak pernah dicampuri oleh presiden. Presiden, kata Yudhoyono, hanya bisa memberi amnesti, abolisi, rehabilitasi dan grasi namun para terpidana bom Bali tidak mengajukan grasi maupun amnesti.

"Jadi alasan itu tidak tepat. Jangan hanya percaya pada satu teori, banyak kemungkinan yang bisa terjadi mengapa presiden bisa jadi sasaran aksi terorisme," katanya.

Sejumlah 145 dari 149 caleg DPR RI asal Partai Demokrat tiba di kediaman Yudhoyono di Cikeas. Mereka mengikuti kegiatan pembekalan di kawasan Puncak sejak beberapa hari lalu.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009