Sistem deteksi dini COVID-19 berbasis kecerdasan buatan tersebut memanfaatkan data X-Ray dan CT-Scan dari pasien positif dan negatif COVID-19. Proses analisis akan menggunakan model machine learning dan deep learning.
Jakarta (ANTARA) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan meluncurkan sistem citra medik berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence) untuk membantu deteksi COVID-19 di Indonesia.

"Pengelolaan citra medik berbasis artificial intelligence untuk mengolah data X-Ray dan CT-Scan diharapkan dapat menjadi alat bantu dan pemandu penegakan diagnosis pada pasien-pasien suspect COVID-19," kata Kepala BPPT Hammam Riza kepada ANTARA di Jakarta, Sabtu.

Sistem deteksi dini COVID-19 berbasis kecerdasan buatan tersebut memanfaatkan data X-Ray dan CT-Scan dari pasien positif dan negatif COVID-19. Proses analisis akan menggunakan model machine learning dan deep learning.
Baca juga: Sembilan lab medik dan 25 lab penguji mampu deteksi virus corona

Pengelolaan citra medik berbasis AI akan diluncurkan di beberapa rumah sakit untuk dipakai radiolog pada 18 Mei 2020.

Sistem citra medik bersifat komplemen terhadap deteksi berbasis polymerase chain reaction (PCR).

Dengan AI, maka hasil pemeriksaan bisa didapat 2-3 menit.

Ada delapan rumah sakit yang menjadi target seperti Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Rumah Sakit Umum Zainal Abidin Aceh.
Baca juga: Indonesia mendapat alat deteksi COVID-19 dari IAEA

Citra medik itu akan menjadi sistem pendukung keputusan dalam upaya membantu radiolog dan dokter menegakkan diagnosis COVID-19.

"Pengelolaan citra medik ini akan membantu radiolog dan dokter dalam mempercepat proses diagnosis COVID-19," tutur Hammam.

Data CT-Scan dan X-ray dari dalam negeri sedang dikumpulkan, dan masih ada sejumlah tantangan yakni tidak semua rumah sakit memiliki mesin CT-Scan dan X-ray. Data pasien bersifat anonim dan perlu dijaga kerahasiaannya.
Baca juga: BPPT koordinasi pengembangan alat deteksi virus corona
 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020