Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan bahwa diplomasi Indonesia menyasar pada kerja sama internasional untuk mewujudkan vaksin dan obat-obatan COVID-19, yang terjangkau bagi rakyat semua negara.

Merujuk pada data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), saat ini lebih dari 120 vaksin COVID-19 sedang dikembangkan di seluruh dunia, dan enam diantaranya dalam proses uji klinis.

Namun, Menlu mengungkap bahwa rezim paten internasional seringkali tidak sesuai dengan keperluan umat manusia di seluruh dunia, terutama di negara berkembang dan least developed countries (LDCs).

“Karena itu, diplomasi Indonesia aktif memperkuat multilateralisme dengan tujuan utama mewujudkan akses yang berkeadilan bagi negara-negara berkembang dan LDCs terhadap vaksin dan obat-obatan dengan harga terjangkau,” kata Retno dalam konferensi pers virtual dari Jakarta, Rabu.

Untuk itu, Indonesia akan terus mendorong pemanfaatan semua fleksibilitas yang ada dalam rezim vaksin internasional, yang diatur dalam Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) maupun Organisasi Hak Kekayaan Intelektual (WIPO), dan menjajaki langkah-langkah inovatif lainnya guna mengatasi tantangan tersebut.

Pesan mengenai pentingnya akses terhadap vaksin dan obat-obatan COVID-19 bagi semua negara terus disuarakan Menlu Retno dalam berbagai pertemuan internasional, termasuk dalam Ministerial Coordination Group on COVID-19 (MCGC) yang diikuti menlu dari 11 negara yakni Kanada, Jerman, Prancis, Inggris, Australia, Indonesia, Singapura, Afrika Selatan, Brazil, Turki, dan Peru.

“Dalam pertemuan MCGC semalam saya menekankan kembali bahwa multilateralisme tidak boleh hanya diartikan dalam bentuk pernyataan-pernyataan tetapi diperlukan tindak lanjut dan kerja sama konkret,” tutur Retno.

“Multilateralisme hanya akan mendapat kepercayaan dunia jika dapat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat seluruh dunia,” ia melanjutkan.



Dalam pertemuan rutin yang sudah diikutinya selama tiga kali berturut-turut, Menlu Retno menyampaikan perlunya komitmen untuk menjamin lancarnya arus perdagangan selama pandemi. Terkait hal ini, Indonesia akan menyampaikan non-paper mengenai kerja sama konkret yang dapat dilakukan.

Selain itu, Indonesia bersama Australia juga menegaskan pentingnya perlindungan dan pemberdayaan perempuan selama pandemi COVID-19.
  Baca juga: Inggris dukung dan pastikan ketersediaan vaksin COVID-19 untuk dunia
Baca juga: WHO ingatkan pandemi COVID-19 masih jauh dari selesai
Baca juga: Menlu Retno dorong akses obat, vaksin COVID-19 bagi negara berkembang


Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020