Semarang (ANTARA News) - Seorang pelajar kelas tiga SLTP swasta di Kota Semarang, Andi Bachtiar (15), Minggu sekitar pukul 06.00 WIB ditemukan tewas di depan warung internet (warnet)  di Jalan Gajah Raya No.103 Semarang.

Kapolsek Sidodadi AKP Suradi Warso saat ditemui para wartawan, di Semarang, Minggu, mengatakan korban yang beralamat di Perumahan Padepokan Ganesha II Blok A No. 36, Kelurahan Pandean Lamper, Kecamatan Gayamsari, Semarang, pertama kali ditemukan oleh Aris Widodo (30), penjaga malam yang ada di kompleks pertokoan tersebut.

"Sekitar pukul 05.30 WIB, Aris mengaku curiga dengan posisi tidur korban yang tidak bergerak sejak Minggu (17/5) dini hari pukul 00.00 WIB. Dia berusaha membangunkan korban namun tidak ada reaksi, hingga akhirnya dia melapor ke Polsek Sidodadi," katanya.

Polisi yang menerima laporan langsung datang ke tempat kejadian perkara (TKP) dan menemukan korban sudah dalam keadaan tidak beryawa. Jenazah korban akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Dr. Kariadi, Semarang.

Berdasarkan keterangan dari para saksi di sekitar lokasi kejadian, korban datang ke warnet pada Sabtu (16/5) malam sekitar pukul 22.00 WIB bersama dua temannya, Budi Setyawan (14) dan Rico (14).

"Saat datang ke warnet, korban dalam kondisi setengah sadar seperti orang mabuk. Setelah itu, sambil duduk-duduk di teras mereka bertiga terlihat meminum pil Dextro (sejenis obat penenang-red) yang telah dibawa mereka," ujar kapolsek.

Beberapa jam kemudian, kedua teman korban pulang kerumah masing-masing, sedangkan korban yang tidur di depan warnet ditinggal begitu saja hingga akhirnya ditemukan telah tewas.

Menurut kapolsek, saat dimintai keterangan oleh polisi, kedua teman korban mengaku membeli pil Dextro sebanyak 50 butir di sebuah apotek di daerah Tlogosari seharga Rp5 ribu.

"Rico dan Budi meminum masing-masing sebanyak 15 butir, sedangkan Andi meminum sepuluh butir pil Dextro," jelasnya.

Kapolsek menambahkan, orang tua korban mengatakan bahwa anaknya sebelumnya telah menderita suatu penyakit dan menolak dilakukan autopsi terhadap jenazah anaknya.

"Hal tersebut menyulitkan proses penyelidikan polisi untuk mengetahui penyebab pasti meninggalnya korban," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009