Denpasar (ANTARA News) - Kawanan perampok menyekap seorang pembantu rumah tangga dan istri Letjen (pur) Prof Dr Wayan Mertha Sutedja Mulyadininigrat di Jalan Kartini Gang IVA/4 Denpasar, Bali, sebelum membawa kabur perhiasan emas, Senin pagi.

Menurut saksi, pagi itu sekitar pukul 10.10 WITA, datang tiga orang tak dikenal ke rumah purnawirawan jenderal TNI-AD itu dengan masing-masing bersenjatakan clurit yang disembunyikan di balik bajunya.

Ketiga perampok satu persatu masuk ke rumah yang saat itu ditunggui istri Sutedja, IA Ari Kusuma Wardani dan pembantunya, Nyoman Kerthi (35). Sementara Sutedja sudah berangkat kerja sebagai pemilik Yayasan Kertha Wisata, di Renon, Denpasar.

"Mereka awalnya berpura-pura menanyakan seorang mandor bangunan bernama Supri, yang bekerja di sini," ujar Kerthi, pembantu rumah tangga yang sudah tujuh tahun berkerja di rumah keluarga Sutedja.

Sekarang di rumah Sutedja memang sedang ada renovasi bagian rumah melibatkan sejumlah kuli bangunan.

Melihat ada tiga tamu yang datang menanyakan mandor bangunan, baik Kerthi maupun Ny Wardani mengaku tidak curiga, bahkan sang nyonya rumah itu sempat meminta Kerthi menyiapkan tiga cangkir kopi.

"Saya disuruh ibu buat kopi karena ada tiga tamu di depan. Ibu kira mereka buruh baru yang akan ikut bekerja merenovasi bagian lantai dua," ujar Kerthi yang wanita asal Bangli, Bali bagian tengah.

Usai membuat kopi, Kerthi pergi mengambil pasir yang akan digunakan untuk menutupi kotoran anjing yang berserakan di halaman rumah. Setelah itu, Kerthi sudah tidak melihat lagi ketiga tamunya berada di teras rumah.

Tiba-tiba salah seorang dari mereka, muncul di pintu dan meminta Kerthi masuk ke dalam rumah dengan alasan dipanggil oleh majikannya.

Mendapat permintaan itu, Kerthi menurut saja, namun begitu masuk ke rumah, ketiga pelaku langsung mengacungkan clurit dan menyeret dia ke dalam sebuah kamar.

"Begitu saya tiba di kamar, ibu sudah ada dengan tangan terikat. Selanjutnya mereka mengingat kaki saya, dan mulut saya ditempel lapban," ungkap Kerthi sambil tak kuasa menahan air mata.

Setelah menyekap majikan berikut pembantunya, ketiga maling mengobrak-abrik sejumlah kamar tidur, setelah itu kabur dengan kendaraan yang sudah mereka siapkan.

Setelah perampok pergi, Ny Wardani dan Kerthi berusaha membuka ikatan dan berhasil keluar dari dalam kamar.

Kepada polisi menyelidiki tempat kejadian, Ny Wardani menyebutkan bahwa sedikitnya 10 cincin emas bermata berlian, serta jam tangan, dan uang tunai Rp250 ribu dibawa lari oleh perampok.

Kapolsek Denpasar Barat AKP IB Mantra yang memimpin penyelidikan menyebutkan bahwa pihaknya masih mengumpulkan sejumlah keterangan bisa meringkus para perampok yang beraksi di siang bolong itu.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009