Jakarta (ANTARA) - Seiring munculnya kekhawatiran pada COVID-19 yang kini menjadi pandemi, sebagian orang hanya fokus pada makanan-makanan sehat yang bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh demi melawan penyakit akibat virus corona baru itu.

Sistem imun tubuh merupakan jaringan kompleks sel-sel, organ dan jaringan yang berkerja berbarengan untuk melindungi tubuh dari infeksi.

Kuman-kuman yang terpapar pada kita, juga faktor gaya hidup seperti stres, pola makan dan aktivitas fisik, semuanya memainkan peran untuk menguatkan sistem kekebalan tubuh. Jadi bukan hanya makanan semata.

Tidak ada pil ajaib atau makanan tertentu yang mendukung sistem kekebalan tubuh Anda melawan virus corona baru. Perlu ada kombinasi cara untuk memberi kesempatan sistem kekebalan tubuh Anda bekerja menghadapi penyakit-penyakit saluran pernapasan.

Turunkan kadar stres
Ilustrasi. (Ist) (Ist/)


Khawatir terkena COVID-19, ditambah takut kekurangan bahan pangan bisa menambah kadar stres. Ingatlah, stres bisa membuat Anda lebih rentan menderita penyakit pernapasan.

Seri studi lebih dari 20 tahun yang dilakukan peneliti Carnegie Mellon University menunjukkan, orang yang lebih rendah kadar stresnya lebih kecil kemungkinannya mengembangkan gejala flu.

Baca juga: Tahu informasi corona justru bikin cemas? Coba lakukan ini

Baca juga: Cara jaga imunitas tubuh

Selain itu, studi dari Ohio State University menunjukkan, pasangan suami istri yang sering bertengkar atau frekuensinya tinggi, lebih lama sembuh dari luka.

Pesan penting di sini, tubuh Anda bisa bekerja lebih baik melawan penyakit termasuk menyembuhkan luka saat tidak terkena stres. Mempelajari teknik manajemen stres, misalnya mengatur napas atau berkonsultasi pada ahli terapi bisa menjadi alternatif membantu sistem imun tetap kuat.

Tidur cukup

Kurang tidur bisa berakibat sistem kekebalan tubuh tidak bekerja dengan baik. Dalam satu penelitian, para peneliti menemukan orang yang kurang tidur--kurang dari enam jam semalam - berpeluang 4,2 kali lebih tinggi terkena flu dibandingkan dengan mereka yang tidur lebih dari tujuh jam. Risiko bahkan lebih tinggi pada orang yang tidur kurang dari lima jam semalam.

Sebaiknya, ikuti jadwal tidur dan bangun pagi secara teratur. Hindari paparan layar, makan malam dan berolahraga tepat sebelum tidur.

Periksa kadar vitamin D
ilustrasi (Shutterstock) (Shutterstock/)


Sejumlah studi menunjukkan, vitamin D bisa membantu tubuh melawan penyakit pernapasan dan berbagai virus. Tubuh membutuhkan vitamin D yang cukup untuk menghasilkan protein antimikroba yang membunuh virus dan bakteri.

Namun vitamin ini tak bermanfaat jika Anda terlanjur terpapar virus. Vitamin D bisa mengurangi keparahan penyakit dan membantu Anda pulih lebih cepat.

“Jika Anda tidak memiliki cukup vitamin D, tubuh Anda kurang memproduksi protein ini dan lebih rentan terhadap infeksi,” kata Dr. Adit Ginde, profesor kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Colorado seperti dilansir New York Times.

Tidak ada rekomendasi klinis jumlah konsumsi vitamin D untuk kesehatan kekebalan tubuh. Namun, rekomendasi standar untuk kesehatan tulang ialah 600-800 unit internasional per hari.

Vitamin D dapat ditemukan pada ikan berlemak, seperti salmon, susu atau makanan yang diperkaya dengan vitamin D.

Baca juga: Kenali faktor-faktor yang pengaruhi kekebalan tubuh

Baca juga: Kondisi kulit cerminkan usus Anda


Bukan satu makanan khusus tapi kombinasi diet berimbang dan olahraga

Diet sehat dan olahraga penting untuk menjaga kekuatan sistem kekebalan tubuh. Tidak ada makanan khusus atau obat herbal tertentu untuk sistem menguatkan sistem imun melawan penyakit.

"Jika terpapar virus corona, tidak peduli berapa banyak jeruk yang Anda makan, Anda akan terkena (penyakit)," kata Dr. Caroline Apovian, Direktur Director of the Nutrition and Weight Management Center at Boston Medical Center kepada Business Insider.

Memang benar kekurangan gizi dapat merusak kemampuan Anda untuk melawan penyakit dan infeksi, tetapi jika Anda makan makanan yang seimbang, makanan "super" seperti kale, buah beri, atau apa pun tidak akan memberikan manfaat tambahan.

Jadi, jika Anda tidak terbiasa makan beragam buah, sayuran, dan makanan sumber protein, sekarang adalah waktu yang tepat untuk memulai mengonsumsinya.

Baca juga: Diet tepat untuk capai resolusi bentuk tubuh ideal

Baca juga: Apakah ikan tuna kalengan aman dikonsumsi?


Mengikuti saran diet yang masuk akal sudah cukup untuk menjaga sistem kekebalan tubuh Anda dalam kondisi yang baik, tidak perlu makanan super, menurut Apovian.

Sebuah resep yang beredar di media sosial mengklaim air rebusan bawang putih bisa membantu meningkatkan kekuatan sistem kekebalan tubuh. Selain itu, jahe, buah jeruk, kunyit hingga kaldu tulang juga diklaim menawarkan manfaat serupa.

Sebuah penelitian pada tahun 2000 menunjukkan makan sup ayam tampaknya mengurangi gejala infeksi saluran pernapasan bagian atas. Walau begitu, bukit kuat mengenai hal ini masih kurang.

Selain itu, ada studi yang memperlihatkan bawang putih dapat meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh.

Suplemen dan tablet hisap mengandung seng juga disebut mampu melawan pilek dan penyakit pernapasan. Beberapa penelitian telah menemukan tablet hisap seng dapat mengurangi durasi pilek sekitar satu hari dan mengurangi jumlah infeksi saluran pernapasan atas pada anak-anak.

Jika Anda sudah memiliki cukup seng dari makanan Anda, apakah mengonsumsi suplemen dapat membantu. Di sisi lain, suplemen seng umumnya menyebabkan mual.

Pesan penting di sini, tidak ada salahnya memasukkan makanan-makanan yang disebut-sebut sebagai penambah kekebalan tubuh tersebut ke dalam menu diet Anda.

Namun, pastikan Anda tidak mengabaikan saran kesehatan yang telah terbukti - seperti mencuci tangan dan tidak menyentuh wajah Anda - untuk melindungi diri Anda dari penyakit virus termasuk COVID-19.

Baca juga: Resep simpel hidangan penambah kekebalan tubuh, omelet dalam mug

Baca juga: Penderita obesitas miliki sistem imunitas yang rendah

Baca juga: Makanan peningkat sistem imun

 

Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020