Kami akan memberhentikan sejumlah aktivitas yang biasanya sering kita lakukan
Melbourne (ANTARA) - Otoritas di Australia pada Sabtu menutup destinasi wisata ikonik Sydney, Pantai Bondi, setelah ribuan orang memadati tempat tersebut dalam beberapa hari terakhir, padahal pemerintah menganjurkan warga untuk menjaga jarak  demi menekan penyebaran  virus corona (COVID-19).

Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt mengatakan ribuan orang berkerumun di Pantai Bondi merupakan kenyataan yang "tidak dapat diterima", mengingat jumlah pasien positif COVID-19 di negara itu naik menjadi 874 jiwa. Dari jumlah itu, tujuh di antaranya meninggal dunia.

Terkait dengan itu, menteri kepolisian negara bagian New South Wales, David Elliott, mengumumkan Pantai Bondi ditutup. Ia mengingatkan "ini akan menjadi aturan baru" yang harus dipatuhi masyarakat.

Pasalnya, otoritas setempat melarang lebih dari 500 orang berkumpul pada acara yang tidak mendesak.

"Ini bukan sesuatu yang kami lakukan, karena kami anggota kepolisian yang biasanya menyenangkan," kata Elliott dalam jumpa pers yang ditayangkan lewat televisi. "Namun, kami melakukan ini demi menyelamatkan nyawa," ujar dia.

"Kami akan memberhentikan sejumlah aktivitas yang biasanya sering kita lakukan," tambah dia.

Baca juga: Australia karantina wilayah, pelancong Indonesia diimbau segera pulang
Baca juga: Australia terus bersiap menuju Olimpiade di tengah pandemi COVID-19


Elliott mengatakan penjaga pantai di Bondi akan melakukan patroli dan menghitung jumlah orang yang datang. Jika pengunjung yang datang lebih dari 500 orang, pantai akan ditutup dan orang-orang diminta ke luar dari area tersebut.

Sementara itu, Perdana Menteri Scott Morrison pada Jumat (20/3) mengumumkan aturan lebih ketat terkait pertemuan antarwarga. Kebijakan baru itu mewajibkan bar dan restoran untuk memastikan area dengan radius empat meter persegi hanya boleh diisi oleh satu orang. Aturan baru itu juga membatasi pertemuan dalam ruangan maksimal dihadiri 100 orang, sementara di luar ruangan 500 orang.

Di negara bagian Victoria, otoritas setempat menerapkan aturan yang sama, tetapi memberi pengecualian terhadap arena kasino Crown Resort Ltd.

"Kami mencoba mempraktikkan apa yang diminta otoritas terkait," kata seorang perwakilan dari Crown.

Crown dan pesaingnya di Sydney, Star Entertainment Group Ltd, mendapatkan izin untuk mengelola lebih dari 4.000 alat bermain. Anjuran mejaga jarak telah diberikan ke pengelola dua kasino tersebut pada pekan lalu, termasuk di antaranya mematikan tiap waktu mesin permainan dan meja bermain kartu.

Sejak kebijakan itu berlaku, saham keduanya jatuh karena investor khawatir terhadap pendapatan dua kasino itu ke depannya.

Tanggapan masyarakat Australia terhadap pandemi COVID-19 tidak separah apabila dibandingkan dengan situasi di Eropa dan Amerika Serikat. Pasalnya, tingkat penularan di dua wilayah itu lebih tinggi sehingga memaksa otoritas setempat memberlakukan karantina secara massal.

Sejauh ini, sejumlah sekolah di Australia tetap buka. Morrison mengatakan kebijakannya itu mengikuti saran ahli kesehatan, tetapi banyak warga yang mengkritik keputusan tersebut.

Namun, negara bagian Victoria pada Sabtu melanggar sebagian isi kesepakatan nasional karena pihak tersebut memerintah sekolah umum untuk tutup selama dua pekan ke depan dan mengadakan uji coba untuk mengalihkan kegiatan belajar via Internet.

Sumber: Reuters

Baca juga: Jurnalis Australia kena corona usai ngobrol dengan istri Tom Hanks
Baca juga: Australia ingatkan krisis bisa hingga enam bulan

Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020