Semarang (ANTARA) - Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menyebut tidak ada mahasiswanya yang tertular COVID-19.

Rektor Undip Semarang Yos Johan Utama dalam siaran pers yang disampaikan bagian humas perguruan tinggi tersebut di Semarang, Sabtu, mengatakan berita tentang mahasiswa Undip terpapar virus Corona adalah hoaks.

Selanjutnya, kata dia, akan disampaikan langkah-langkah antisipasi untuk mencegah penyebaran COVID-19.

Ia menganjurkan masing-masing civitas academica menjaga kesehatan dan memperhatikan petunjuk serta langkah untuk mencegah penyebaran virus tersebut.

Baca juga: Istana minta perguruan tinggi bentuk wadah kolaborasi riset COVID-19

Baca juga: Ridwan Kamil imbau perguruan tinggi riset obat kina terkait COVID-19

Baca juga: Universitas Brawijaya beri penjelasan soal mahasiswa suspect COVID-19


Berkaitan dengan merebaknya COVID-19, Rektor Undip telah menerbitkan surat edaran yang isinya meminta seluruh kegiatan yang melibatkan kunjungan dari dan ke luar negeri untuk ditunda.

Bagi warga Undip yang baru pulang dari luar negeri diminta untuk segera melapor ke pihak kampu melalui aplikasi yang sudah disediakan oleh rektorat.

"Warga kampus Undip yang baru pulang dari luar negeri diminta melakukan pendataan dan pemeriksaan di Rumah Sakit Nasional Diponegoro, serta tidak beraktivitas di lingkungan kampus atau mengikuti kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan kampus selama 14 hari," katanya.

Sebelumnya, beredar kabar tentang adanya satu mahasiswa Undip yang diduga tertular COVID-19.

Berita hoaks tersebut menyebut adanya seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran Undip yang tertular Corona setelah pulang dari Malaysia.

Klarifikasi juga telah disampaikan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Undip melalui media sosial Instagramnya.*

Baca juga: Universitas Jember tunda wisuda untuk cegah penularan COVID-19

Baca juga: Menkes beberkan alasan penggunaan satu lab untuk deteksi COVID-19

Baca juga: Kondisi kesehatan mahasiswa Indonesia dipantau universitas di China

Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020