Jakarta (ANTARA) - Setelah menjadi “pengganggu” bisnis buku dan jasa pengiriman, perusahaan teknologi Amazon dilaporkan tengah mengarahkan perhatian pada virus flu, dengan melakukan pengembangan obat flu, CNBC melaporkan, dikutip dari laman The Verge, Minggu.

Upaya riset dan pengembangan yang dinamai “Project Gesundheit” itu secara khusus ingin mengembangkan vaksin untuk mencegah flu. Tim kecil tersebut berada di bawah grup yang lebih luas, Grand Challenge, milik Amazon.

Baca juga: Amazon minat investasi di Indonesia, Menperin ungkap harapannya

Baca juga: Amazon ingin buat teknologi pemindai tangan untuk belanja


Pembuatan vaksin flu dinilai sangat sulit karena ada banyak sekali strain, dan virus dapat bermutasi dari waktu ke waktu untuk mengembangkan vaksin atau obat yang resisten. Bahkan, vaksin flu tahunan hanya melindungi strain yang diprediksi para ilmuwan akan sangat lazim pada tahun tertentu.

Sementara, Grand Challenge fokus kepada isu-isu yang lebih besar yang dapat berdampak pada umat manusia secara lebih luas, khususnya dalam perawatan kesehatan, dan dijalankan oleh Babak Parviz, yang sebelumnya menjalankan penelitian dan pengembangan di Alphabet, induk perusahaan Google.

Amazon telah berfokus kepada industri medis sebagai area pertumbuhan bisnis. Perusahaan itu membeli startup farmasi online PillPack, dan mengumumkan rencana untuk menjual perangkat lunak yang akan membaca catatan medis.

Asisten digital Amazon, Alexa, kini juga memungkinkan pengguna untuk mengakses informasi medis mereka.

Baca juga: Dua pegawai Amazon Italia terinfeksi virus corona

Baca juga: Virus corona, Google dan Amazon batasi perjalanan dinas karyawan

Baca juga: Amazon larang sejuta dagangan penangkal virus corona


Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020