Pengiriman kita lakukan dengan cepat tanpa birokrasi karena jika menunggu (birokrasi, red.) maka urusannya bisa lama
Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah mengirimkan 8.000 masker ke Hong Kong untuk merespons permintaan buruh migrain Indonesia (BMI) asal Desa Krengseng, Kecamatan Gringsing yang bekerja di negara itu.

Bupati Batang Wihaji di Batang, Kamis, mengatakan wabah virus corona (COVID-19) tidak hanya menjadi kekhawatiran warga Tiongkok namun juga BMI yang bekerja di Hong Kong.

"Oleh karena, kami sudah merespons permintaan BMI asal Kecamatan Gringsing yang kesulitan mendapat masker di negara itu," katanya.

Dia menjelaskan pemkab berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan melakukan pengiriman masker ke Hong Kong melalui Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI).

"Tadi (Kamis, red.) saya langsung koordinasi dengan para BMI di Hong Kong untuk mendengar langsung suasana dan kondisi mereka. Pengiriman kita lakukan dengan cepat tanpa birokrasi karena jika menunggu (birokrasi, red.) maka urusannya bisa lama," katanya.

Baca juga: Kemenkes: Tak perlu masker N95 untuk tangkal virus

Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Kabupaten Batang Suparpto Setia mengatakan permohonan pengiriman masker langsung ditindaklanjuti kurang dari 1x24 jam oleh pemkab agar BMI bisa terbantu untuk mendapatkan barang penutup hidung itu.

"Meski harga masker sekarang naik 10 kali lipat dari harga biasa namun alhamdulillah kami dapat mengumpulkan sebanyak 8.000 masker dengan jenis masker biasa dan masker hijau," katanya.

Ia mengatakan pengiriman paket masker dialamatkan melalui Kedutaan Besar RI di Hong Kong, dengan nama penerima BMI asal Krengseng, Kecamatan Gringsing, Nur Fayati.

"Pengiriman masker diterimakan pada Nur Fayati agar tepat sasaran. Saat 'video call', Nur Fayati menyampaikan terima kasih pada bupati yang sudah merespons cepat permohonan masker," katanya.

Baca juga: Pemprov Babel kirimkan ribuan masker bantu mahasiswa di Taiwan
Baca juga: Moeldoko titipkan 20.000 masker untuk WNI di Hong Kong

Pewarta: Kutnadi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020