semoga ini yang terakhir
Takalar (ANTARA) - Menteri Sosial Juliari P Batubara mengatakan, dirinya sangat prihatin dengan luasnya dampak penggunaan napza dan penderita HIV/AIDS di tengah-tengah masyarakat sehingga pihaknya mengharapkan Loka Rehabilitasi Sosial di Kabupaten Takalar, Sulsel menjadi lokasi peresmian terakhir.

Hal itu dikemukakan di sela kunjungan kerjanya di Loka Rehabilitasi Penyalahguna napza dan Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Desa Pattopakkang, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar, Sulsel, Rabu.

"Saya tidak ingin meresmikan loka rehabilitasi lagi, semoga ini yang terakhir," ujarnya sembari mengemukakan alasannya bahwa jika ada Loka Rehabilitasi Sosial yang diresmikan lagi, itu artinya makin bertambah penyalahguna Napza atau ODHA.

Berkaitan dengan hal tersebut, Mensos mengingatkan peran penting keluarga dalam membentengi anak dari pengaruh negatif dari luar.
"Saya ingatkan orangtua untuk ikut menjaga pergaulan anak-anak. Yang punya anak SMP harus mulai hati-hati. Jangan sampai salah bergaul. Lebih baik mencegah daripada menyesal anak-anaknya terkena narkoba," katanya.

Baca juga: Loka Rehabilitasi Sosial Napza di Takalar bakal diresmikan Mensos

Sementara itu, didampingi Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Edi Suharto, Mensos meresmikan Loka Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Napza dan Loka Rehabilitasi Sosial Orang Dengan HIV (LRSODH) "Pangurangi" di Takalar dengan kapasitas 200 orang.

Peresmian menjadi tanda beroperasinya lembaga Nasional yang bersifat inklusi, yang menjadi penyangga Indonesia Bagian Timur dalam hal rehabilitasi sosial kepada korban penyalahgunaan Napza dan ODHA ini.

Selanjutnya Mensos mengajak semua pihak, untuk serius mencegah dan memberantas peredaran ilegal Napza.

Mensos prihatin dengan kondisi rumah tahanan yang kebanyakan melebihi kapasitas, termasuk penghuninya adalah mereka yang bermasalah dengan napza.

"Sebaiknya tidak semua mereka yang bermasalah dengan napza dikenai hukuman dan ditahan. Bandar dan pengedar mungkin bisa. Tapi para pengguna hemat saya sebagai orang yang bukan ahli hukum, saya kira bisa menjalani rehabilitasi," katanya.

Sementara itu, kehadiran Mensos di Takalar ingin melihat langsung para Keluarga Penerima Manfaat (KPM) mendapat bantuan dana dari Kemensos melalui agen mandiri, cukup dengan menggesekkan kartunya dapat membeli barang kebutuhan sehari-harinya.

Menurut dia kebijakan program Kementerian Sosial saat ini berfokus pada peningkatan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia penerima manfaat melalui program rehabilitasi sosial maupun penanganan fakir miskin.

"Salah satu program rehabilitasi sosial saat ini adalah penanganan ekskorban NAPZA dan orang dengan HIV," katanya.

Peresmian ditandai dengan Penandatanganan Prasasti UPT “Pangurangi” di Takalar dari Menteri Sosial kepada Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial, sebagai simbol mulai beroperasinya lembaga ini.

Seremoni penanda operasionalisasi loka ditandai dengan pengguntingan pita di gerbang masuk kedua loka. Mensos dan rombongan juga berkeliling melihat dari dekat fasilitas kedua loka tersebut.

Baca juga: Mensos harap balai-balai Kemensos hasilkan produk aplikatif
 
Menteri Sosial Juliari P Batubara (tengah) bersama para penerima kartu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari Kemensos dengan menggandeng Bank Mandiri di Loka Rehabilitasi Sosial penyalahguna NAPZA dan ODHA "Pangurangi" di Desa Pattopakkang, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar, Sulsel, Rabu (12/2/2020). ANTARA Foto/Suriani Mappong

Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020