Tanjungpinang (ANTARA) (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, Kepri, Rustam mengakui sampai saat ini tidak mengetahui alasan Pemerintah Singapura memberikan notifikasi suspect corona terhadap enam warga Tanjungpinang (WNI) yang memiliki riwayat kunjungan ke negara tersebut.

Menurut Rustam, dalam notifikasi tersebut tidak dijelaskan kontaknya seperti apa, apakah bertemu dengan pasien positif virus corona, makan di tempat yang sama atau berada di tempat umum yang sama. "Kami memang tidak tahu dasar notifikasi itu apa, karena mereka tak menyampaikan alasannya. Kalau ingin lebih jelas, silahkan langsung tanya ke Pemerintah Singapura," kata Rustam dalam konferensi pers tentang virus corona di Kantor Dinas Kesehatan Tanjungpinang, Senin.

Rustam menyebut notifikasi itu diterima oleh Kementerian Kesehatan RI, kemudian diteruskan ke Dinas Kesehatan Tanjungpinang pada tanggal 7 Februari 2020.

Baca juga: Enam warga Tanjungpinang tetap diobservasi meski negatif corona

Baca juga: KKP tidak temukan gejala klinis virus corona keluarga di Tanjungpinang

Baca juga: 6 WNI dari Singapura di Batam bukan "suspect" corona


Sementara keenam WNI suspect corona tersebut pulang dari Singapura ke Tanjungpinang melalui pelabuhan Internasional Sri Bintan Pura (SBP) Tanjungpinang pada tanggal 30 Januari 2020.

"Saat melintasi Thermal Scanner pelabuhan Internasional SBP Tanjungpinang kala itu, mereka tak terdeteksi memiliki gejala virus corona seperti demam, batuk, dan sesak nafas," kata Rustam.

Menindaklanjuti notifikasi tersebut, kata Rustam, Tim Gabungan terdiri dari Dinkes, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) serta Biddokkes Polda Kepri turun bersama dan menelusuri nama-nama yang dimaksud dalam notifikasi untuk melakukan investigasi dan observasi pada Ahad (9/2).

Dia menyatakan keenam warga yang belakangan diketahui satu keluarga itu tengah diobservasi dan diawasi secara ketat oleh Dinkes dan pihak terkait.

Observasi dilaksanakan di kediaman mereka di Perumahan Pondok Gurindam, Kilometer 7 Tanjungpinang. Masa observasi terhitung sejak 30 Januari hingga 13 Februari 2020.

"Total ada tujuh orang yang diobservasi dalam rumah tersebut. Lima orang dewasa dan dua orang balita. Satu dari dua balita itu sebenarnya tak ikut ke Singapura, tetapi karena semua tinggal serumah, akhirnya ikut diobservasi," tutur Rustam.*

Baca juga: Enam WNI tidak terinfeksi virus corona, sebut Dinkes Kepri

Baca juga: KBRI imbau WNI di Singapura hindari tempat keramaian

Baca juga: KBRI imbau WNI di Singapura tenang terkait status virus corona

Pewarta: Ogen
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020