KRI legendaris Indonesia KRI Dewaruci akan disandingkan dengan KRI Bima Suci-945 akan menghibur warga
Makassar (ANTARA) - Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) VI mendatangkan dua kapal perang legendaris Indonesia yakni KRI Dewaruci dan Bima Suci-945 yang akan menghibur masyarakat saat dibuka untuk umum (openship) pada 15-16 Maret 2020.

"KRI legendaris Indonesia KRI Dewaruci akan disandingkan dengan KRI Bima Suci-945 akan menghibur warga dan kita akan buka untuk umum atau 'openship' di Maret nanti," ujar Komandan Lantamal VI Laksamana Pertama TNI Hanarko Djodi Pamungkas di Makassar, Sabtu.

Ia mengatakan dua KRI Dewaruci dan Bima Suci yang disandingkan itu merupakan peristiwa yang jarang terjadi dan di luar Pulau Jawa adalah hal yang baru.

Ia menyatakan KRI Bima Suci-945 adalah penerus dari KRI Dewaruci yang telah berlayar lebih dari 63 tahun.

Baca juga: Warga bisa kunjungi KRI Dewaruci bersandar di dermaga Lantamal VI

"Kedatangan kedua kapal fenomenal ini akan mengukir sejarah baru bagi Indonesia, khususnya Kota Makassar karena peristiwa ini, pertama kalinya terjadi di luar Pulau Jawa," katanya.

Kehadiran dua kapal perang Indonesia ini untuk mendukung dan menyukseskan beberapa agenda dari Lantamal VI di antaranya pemecahan rekor MURI Pramuka Saka Bahari meniup peluit tradisi TNI AL dengan formasi parade roll di atas KRI Dewaruci.

"Ada beberapa kegiatan yang akan kita gelar nanti di bulan depan dan salah satunya adalah tradisi meniup peluit ven ini untuk memeriahkan agenda dengan formasi parade roll di atas KRI Dewaruci," katanya.

Baca juga: KRI Dewaruci membawa Wali Kota Manado berlayar di Laut Bunaken

Ia menyebutkan KRI Dewaruci dan KRI Bima Suci adalah kapal latih yang telah melahirkan banyak perwira-perwira TNI AL terbaik bangsa sebagai kader-kader pemimpin TNI di masa depan.

Dua Kapal ini telah membentuk ribuan taruna dan taruni Akademi TNI AL yang berkarakter kemaritiman serta tangguh, tanggap, trengginas dan telah tersebar mengabdi ke seluruh penjuru nusantara untuk mempertahankan NKRI.

Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020