Washington (ANTARA News) - Raksasa kedirgantaraan AS, Boeing, menunda penerbangan perdana pesawat penumpang 787 Dreamliner dan memundurkan penyerahan pertama dengan setengah tahun lagi menjadi awal 2010, Kamis, akibat gangguan produksi dan masalah perburuhan.     Penundaan ini merupakan kemunduran terakhir yang dialami proyek Dreamliner yang diluncurkan pada 2004, dengan rekor pesanan dari All Nipppon Airways (ANA).     Kini pembeli peluncuran dari Jepang itu belum akan menerima pesawat itu sampai kuartal pertama 2010, atau terlambat hampir dua tahun dari yang dijanjikan semula.     Boeing memundurkan penerbangan perdana 787 ke kuartal kedua 2009 dari kuartal keempat tahun ini. Penyerahan seyogyanya akan dimulai pada kuartal ketiga 2009.     "Jadwal baru itu mencerminkan dampak gangguan yang disebabkan pemogokan tenaga mekanik baru-baru ini dan keperluan unuk menggantikan alat pengunci tertentu pada awal produksi pesawat," kata perusahaan itu dalam pernyataannya, seperti dilaporkan AFP.     Boeing mengumumkan pada 4 Nopember pihaknya akan menunda ujicoba terbang pertama Dreamliner akibat berbagai masalah pada alat pengunci dan pemogokan tenaga menaknik selama 58 hari yang baru berakhir dua hari sebelumnya, namun pada waktu itu tidak memberikan jadwal baru.     Raksasa kedirgantaraan itu mempertaruhkan masa depannya pada Dreamliner, pesawat model barunya dalam satu dasawarsa lebih. Pesawat ini akan bersaing keras dengan superjumbo A-380 dari pabrik pesawat terbang Eropa, Airbus.     Pasar kedirgantaraan kini terhuyung-huyung akibat krisis finansial global dan merosotnya permintaan.                          Dalam posisi rawan "Secara strategis, perpanjangan penundaan akan membantu Airbus menjual A-330 dan A-350 dan juga memperlemah keuntungan yang direncanakan Boeing dalam skala waktu pengembangan dan pencarian posisi bagi pesawat Boeing 737 dan Boeing 777 generasi mendatang," kata Douglas Harned, analis pada Bernstein Research.     Penundaan yang berulang dalam program Dreamline membuat posisi Boeing rawan terhadap tuntutan kompensasi dari para pemesan yang merasa dirugikan.     Hingga sejauh ini Boeing telah menerima pesanan 896 Dreamliner dari 58 perusahaan. ANA, maskapai penerbangan terbesar kedua Jepang, memesan 50 pesawat dengan nilai enam miliar dolar.      Penyerahan semula dijadwalkan akan dimulai pada 2008. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008