Jakarta, (ANTARA News) - Ada macam-macam cara orang untuk merayakan ulang tahun. Komedian Butet Kartaredjasa memperingati ulang tahun ke-47 dengan meluncurkan buku berjudul "Presiden Guyonan". Peluncuran buku itu dikemas dalam seni pertunjukan di Graha Bakti Budaya di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta pada Rabu, 26 November 2008 malam. Gratis. Presiden Guyonan merupakan kumpulan tulisan Butet dalam rubrik khusus bernama Celathu yang disiarkan setiap hari Minggu di Harian Suara Merdeka, Semarang sejak September 2007. Rubrik itu adalah sketsa sosial yang membidik kenyataan kehidupan secara jenaka dan penuh sindiran khas Butet. Apa saja bisa di "celathu" (disambar, disela dan disahut dalam bentuk omongan) oleh Mas Celathu, tokoh dalam rubrik itu. Politik, ekonomi, keamanan, sosial, budaya dan lain sebagainya jadi "santapannya". Beberapa artikel buku tersebut dibacakan selebriti kondang seperti Wani Dharmawan, Slamet Rahardjo dan Happy Salma. Sebenarnya Dian Sastro pun direncanakan tampil, namun berhubung keluarga sang artis itu tengah berkabung tas kematian kakek Dian, maka ia membatalkan partisipasinya dalam acara tersebut. Acara peluncuran buku itu dibuka dengan penampilan orkes Sinten Remen asuhan Djaduk Ferianto, adik Butet yang selama ini nyaris tidak terpisahkan dalam penampilan panggung mereka. Djaduk menggugah kenangan tetamu dari generasi 1960an atau yang lebih senior dengan dua lagu pelawak legendaris Indonesia, Bing Slamet, yaitu Nonton Bioskop dan Nurlela. Wartawan senior Gunawan Mohamad mengomentari karya tulis Butet itu dengan pujian atas kemampuan putra dari seniman Bagong Kussudiardja dalam menjalankan peran sebagai komedian dalam menuangkan lelucon melalui tulisan. Butet adalah tokoh yang bisa memadukan seni pertunjukkan dan humor dalam menulis dengan menarik, tulis Gunawan dalam buku yang dipasarkan dengan harga Rp50.000,- itu. Buku setebal 286 berisi 54 tulisan itu diterbitkan oleh perusahaan penerbitan Kitab Sarimin di Jogya milik Butet sendiri, diramaikan oleh komentar para sahabat sang penulis misalnya, kata pengantar oleh M. Sobary, dan komentar oleh Gunawan Mohammad, Jennifer Linday, Ayu Utami, Ashadi Siregar, A.Mustofa Bisri, Todung Mulya Lubis, Arswendo. Butet, kelahiran Jogya tahun 1961, tak pernah menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Seni Rupa dan Desain pada Institut Seni Indonesia. Dia aktif berkesenian di Padepokan Seni Bagong Kussudiardjo, Sanggarbambu, Dinasti, Teater Gandrik dan menjadi tamu dalam sejumlah pertunjukkan Teater Koma, Teater Mandiri, bermain film dan juga menjadi wartawan, "copy writer" serta belakangan ini asyik menulis artikel kuliner.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008