Kalau bisa berjalan akan mengubah wajah bandara secara signifikan karena Incheon itu konsep yang sangat bagus...
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi mengaku optimistis memenangkan lelang Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Bandara Hang Nadim, Batam.

“Kalau yang ini kita confident (percaya diri) karena punya strategi yang cukup bagus dan kita bawa Incheon karena reputasinya internasional,” kata Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi di Jakarta, Selasa.

Angkasa Pura I menggandeng operator bandara di Korea, yakni Incheon serta PT Wijaya Karya untuk menyulap bandara yang berada di posisi strategis antara Malaysia dan Singapura itu.

“Kalau bisa berjalan akan mengubah wajah bandara secara signifikan karena Incheon itu konsep yang sangat bagus, dia berpengalaman untuk mengembangkan bandara,” katanya.

Faik mengatakan salah satu terobosan yang dilakukan Angkasa Pura I adalah menjadikan Bandara Hang Nadim hub untuk mengembangkan destinasi penerbangan yang lebih luas.

“Yang jelas jadi hub, artinya kita akan menjadikan pusat ke pengembangan ke destinasi lebih luas. Ini dikumpulkan di Batam, ke berbagai wilayah di Indonesia untuk penerbangan penumpang dan kargo,” katanya.

Terkait angkutan kargo, ia menambahkan, masih mengembangkan potensi ke depannya dengan melakukan kajian.

“Nanti dilihat perlu ada studi lebih lanjut. Kita pelajari potensinya seperti apa, kita kembangkan dengan seberapa kapasitasnya itu setelah prosesnya selesai diteken kalau menang,” katanya.

Faik mengatakan persiapan matang ini merupakan pembelajaran dari kegagalan seleksi lelang untuk pengoperasian Bandara Labuan Bajo.

Angkasa Pura I menggandeng Incheon International Airport Corporation (IIAC) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk untuk mengikuti seleksi pengelolaan Bandara Hang Nadim Batam melalui mekanisme KPBU.

Hal tersebut ditandai dengan penandatanganan perjanjian konsorsium yang dilakukan oleh Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi, Presiden & CEO IIAC Koo Bon Hwan, serta Direktur Utama Wijaya Karya Tumiyana.

Sebagai pemimpin konsorsium, Angkasa Pura I akan bertanggung jawab dalam hal manajemen operasional dan komersial secara umum. Sedangkan IIAC memiliki kewajiban dan tanggung jawab dalam hal pemasaran dan strategi pengembangan bandara secara umum. Sementara Wijaya Karya selaku BUMN bidang konstruksi bertanggung jawab dalam hal manajemen infrastruktur bandara.

Baca juga: AP I gandeng Incheon-Wika ikuti seleksi pengelolaan Hang Nadim
 

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020