namun koridor Timur Jakarta yang kerap kali disebut, sehingga seolah-olah banjir hanya di kawasan itu saja
Jakarta (ANTARA) - Pengamat properti, Ali Tranghanda minta kepada pengembang besar di koridor Timur Jakarta untuk memulihkan pandangan (image) masyarakat sebagai daerah banjir, menyusul banjir besar awal 2020 di Jabodetabek.

"Padahal banjir yang terjadi di beberapa waktu lalu menimpa hampir seluruh wilayah Jabodetabek, namun koridor Timur Jakarta yang kerap kali disebut, sehingga seolah-olah banjir hanya di kawasan itu saja," kata Ali di Jakarta, Senin.

Menurut Ali kalau melihat dari segi infrastruktur pengendali banjir seharusnya untuk koridor Timur Jakarta, tidak kalah dibandingkan Barat.

Menurut Ali isu-isu seperti koridor Timur Jakarta sebagai kawasan banjir, tempat pembuangan sampah, pusat industri berat seharusnya dapat ditepis banyak hal positif yang membuat kawasan itu layak dikembangkan sebagai kawasan hunian.

Baca juga: Bentuk komite, enam perusahaan segera kembangkan timur Jakarta

Ali menjelaskan sebagai kawasan hunian, koridor Timur Jakarta masih terjangkau bagi kalangan menengah bawah sekalipun dibandingkan dengan koridor Barat yang harganya sudah tidak masuk akal dengan kenaikan bisa di atas lima persen.

"Sebagai contoh di Serpong sudah tidak ada lagi hunian yang di tawarkan di bawah Rp1 miliar, sebaliknya dengan koridor Timur Jakarta, masih banyak rumah di bawah Rp500 juta," jelas Ali.

Padahal, jelas Ali, kedua koridor itu sama-sama memiliki infrastruktur yang memadai bahkan untuk Timur sudah dilengkapi dengan LRT namun dari segi harga dan pengembangan kawasan relatif tertinggal.

Ali mengatakan idealnya di koridor Timur jakarta sampai dengan Cikarang dibangun hunian bagi kalangan menengah ke bawah, namun peluang ini belum digarap optimal kalangan pengembang.

"Saya kira ada kesenjangan pengembang di koridor Timur sibuk membangun pasar properti bagi segmen atas, padahal segmen ini sudah jenuh. Sedangkan pasar menengah bawah yang sangat dominan di kawasan ini karena banyak pekerja justru tidak digarap," jelas Ali.

Keuntungan lain, jelas Ali dengan banyaknya industri di koridor Timur membuat secara basis ekonomi di kawasan ini jauh lebih bagus sehingga untuk memasarkan hunian d kawasan ini seharusnya tidak mengalami kesulitan.

Berikutnya, di koridor Timur Jakarta juga memiliki sekolah dan perguruan tinggi yang juga tidak kalah dengan koridor Barat.

Baca juga: Banjir Tahun Baru 2020 "terbaik" selama siklus banjir besar Jakarta

"Tip bagi pengembang yang ingin menjangkau segmen menengah bawah dengan mengoptimalkan ruang yang tersedia yakni melalui desain rumah minimalis dengan lahan terbatas menjadi salah satu solusi, " ujar Ali yang juga menjabat Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) ini.

Ali mengatakan dengan harga yang sudah terlalu tinggi di Koridor Barat Jakarta membuat sulit bagi keluarga baru yang ingin mencari hunian, pembeli di kawasan ini sebagian besar merupakan investor yang ingin menyewakan kembali hunian yang dibelinya.

Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020