Makassar (ANTARA) - Dua orang bocah tenggelam saat bermain sambil berenang ketika hujan deras mengguyur di sekitar kanal jalan Sungai Saddang, RT 007/RW 001, Kelurahan Bara-baraya, Kecamatan Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis.

Korban diketahui bernama Ahmad (10) dan Farid (9). Naas, Ahmad tidak sempat tertolong dan meninggal dunia saat dilarikan ke Rumah Sakit Pelamonia, sementara Farid berhasil diselamatkan orang yang melintas ketika kejadian.

Baca juga: Mesin kapal mati, Basarnas evakuasi lima nelayan

Seorang saksi, Irwan Karim warga setempat mendengar ada orang tenggelam langsung melaporkan hal tersebut ke Basarnas dan Dinas Kebakaran Kota Makassar untuk dilakukan upaya penyelamatan.

"Saya mendengar suara ribut-ribut di luar saat hujan keras tadi. Banyak warga juga berusaha turun mencari korban, lalu saya telepon Basarnas, Babinsa serta Polsek," ujarnya.

Dari keterangannya, sisa satu korban yang masih dicari, satu lainnya dipastikan selamat. Meski dibantu warga, korban belum ditemukan, setelah tim Damkar dan tim gabungan turun melakukan pencarian, korban Ahmad akhirnya ditemukan setelah hampir satu jam.

"Kanal ini sudah dikeruk beberapa waktu lalu jadi semakin dalam dan berlumpur. Kemungkinan terjebak di lumpur dalam kanal jadi tidak bisa naik ke atas, ditambah arus air juga deras," katanya.

Setelah ditemukan, korban dievakuasi ke pinggir kanal untuk dibawa ke rumah Sakit Pelamonia menggunakan mobil Damkar Makassar, karena diharap masih ada tanda-tanda kehidupan. Namun sesaat tiba di UGD Rumah Sakit korban dinyatakan meninggal dunia.

Baca juga: Damkar Makassar juara umum nasional

Kepala Operasi Damkar Makassar, Hasanuddin mengatakan tim menerima laporan sekitar pukul 15.18 WITA, selanjutnya tim turun dan langsung melakukan pencarian sekitar pukul 15.35 WITA-15.55 WITA korban akhirnya ditemukan.

"Tadi dibawa langsung ke rumah sakit mengunakan armada (mobil) Damkar untuk segera diberikan pertolongan. Kondisinya berada di dalam air sekitar 15 menit," papar Hasanuddin.

Korban yang selamat, Farid saat ditanya menuturkan dia bersama sepupunya Ahmad, bersama empat rekannya, hanya ingin bermain hujan-hujanan, hingga ada yang menantang keberanian siapa berani turun berenang di kanal.

"Tadi sama teman-teman main-main terus ada memancing siapa berani berenang. Sepupuku (Ahmad) loncat saya pun ikut loncat, tiba-tiba saya tenggelam, lalu teman-temanku panggil orang," tuturnya.

Ibu korban Farid, Fitri (31) mengungkapkan, baru kali ini anaknya berani main di kanal sampai ikut berenang bersama sepupu dan temannya. Memang pada saat itu hujan sangat deras hingga tidak terlihat orang.

"Saya tadi jualan minuman pop ice disini, lalu saya dengar temannya berteriak-teriak Farid tenggelam. Untung ada orang naik motor lewat langsung turun ke kanal menyelamatkan anak saya sehingga selamat. Tapi sepupunya tidak bisa diselamatkan karena tidak kelihatan," ucap dia.
Pejabat (Pj) Wali Kota Makassar Iqbal Suhaeb (dua kiri) berbincang dengan warga saat mendatangi lokasi korban tenggelam di kanal jalan Sungai Saddang di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (2/1/2020). ANTARA/Darwin Fatir.


Wali Kota Makassar Kunjungi Lokasi Kejadian

Pejabat (Pj) Wali Kota Makassar Iqbal Suhaeb saat mendengar ada peristiwa tenggelam ketika meninjau beberapa lokasi rawan banjir langsung bergegas ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) bersama jajarannya.

Saat tiba, Iqbal langsung menemui keluarga korban Ahmad namun menurut warga sudah berada di rumah sakit Pelamonia. Akhirnya, berdialog dengan warga dan kakek Farid yang sempat selamat. Dengan kejadian itu pihak ya ikut prihatin.

"Memang tidak ada palang penghalang disini, tapi nanti kita perbaiki. Kami ikut prihatin atas kejadian ini. Saya menghimbau agar para orang tua tidak membiarkan anaknya bermain-main apalagi berenang di kanal ketika terjadi hujan lebat, pengawasan orang tua adalah hal penting," ungkapnya.

Dengan kejadian itu, tambah Iqbal, Pemerintah Kota segera mengambil langkah-langkah guna mengantisipasi kejadian serupa yang bisa menyebabkan orang kehilangan nyawa, apalagi sudah masuk musim penghujan.

Baca juga: Tujuh orang meninggal dunia akibat banjir dan longsor di Jawa Barat

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2020