Jakarta (ANTARA News) - Mantan korban dan keluarga korban penculikan menganggap Panitia Khusus (Pansus) Orang Hilang DPR tidak ada gunanya jika 13 orang aktivis yang hilang sejak 10 tahun lalu tidak ditemukan. Mereka mengemukakan hal itu saat berkumpul di kantor Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Jakarta, Kamis. Hadir dalam kesempatan itu mantan korban penculikan seperti Haryanto Taslam, Mugiyanto, Andi Arief, Faisol Reza, Nezar Patria, serta orang tua korban penculikan yang belum ditemukan. Hadir juga istri almarhum Munir, Suciwati, anggota Komisi III DPR Benny Kabur Harman dan Suryama M Sastra, Koordinator Kontras Usman Hamid dan Ketua YLBHI Patra M Zen. Tuti Koto, orang tua Yani Apri yang hilang sejak 1998 dan hingga kini belum ketahuan nasibnya, tegas menyatakan kurang percaya dengan Pansus karena selama ini yang ada hanya janji-janji. "Tetapi selama nyawa saya masih ada di badan, saya minta keadilan yang seadil-adilnya. Temukan anak saya, kalau ditemukan ada di mana, kalau sehat ada di mana, kalau sudah meninggal ada di mana kuburannya, saya tidak peduli siapa pelakunya, mau jenderal sekalipun " katanya. Hal senada dikemukakan Haryanto Taslam. Ia mengaku pesimistis dengan upaya Pansus. "Hasil Komnas HAM jelas dan tinggal ditindaklanjuti saja oleh kejaksaan, tapi nyatanya macet. Ini bukan tidak disengaja tetapi disengaja, makanya saya usulkan Pansus dibubarkan, karena akan bias," katanya. Sementara itu Mugiyanto yang juga koordinator Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (Ikohi) menyatakan untuk mengungkap kasus penghilangan orang secara paksa, perlu ada kerjasama DPR dan pemerintah. "Karena itu pemerintah dan DPR harus duduk bersama dengan harapan orang-orang yang hilang bisa ditemukan dan diketahui nasibnya," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008