Kita perlu menggerakkan para milenial untuk mencintai tenun dan songket sebagai warisan budaya nusantara
Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 30 pasang finalis Putra Putri Tenun Songket Indonesia 2019 (PPTSI 2019) dari 30 daerah di Indonesia diajak untuk mempromosikan warisan budaya nusantara.

Penggagas PPTSI 2019 Anna Mariana di Jakarta, Rabu, mengatakan pihaknya menggelar ajang seleksi PPTSI sejak beberapa waktu lalu dan pada 18-20 Desember 2019, para finalis tersebut berkumpul di Jakarta untuk memasuki masa karantina di Aryaduta Suites Semanggi, Jakarta Pusat.

“Sepanjang masa karantina, para finalis akan mendapat berbagai materi pembekalan, baik bertema umum tentang public speaking, kepribadian, hingga cara berdandan,” katanya.

Baca juga: Pendiri Miss Indonesia dukung ajang Putra Putri Tenun Songket

Mereka juga akan mendapatkan pembekalan tentang fashion, terutama pengetahuan tentang tenun dan songket, mulai dari proses pembuatan hingga jadi bahan sekaligus cara mendistribusikannya ke pasar lokal maupun internasional.

Pada bagian pembekalan ini pula, menurut Anna secara nyata akan membedakan ajang PPTSI dengan ajang beauty pageant yang ada di dunia selama ini.

"Kita perlu menggerakkan para milenial untuk mencintai tenun dan songket sebagai warisan budaya nusantara. Agar sebagai generasi penerus, mereka paham dan mau melestarikan sekaligus bisa mengembangkan warisan budaya bangsa ini,” ungkap Anna.

Ia sendiri akan secara khusus memberi materi tentang tenun dan songket kepada para finalis.

Ketua Pelaksana Acara PPTSI 2019 TA Panji Indra mengaku antusias dan gembira menyambut kehadiran para finalis.

“Rata-rata para finalis bersemangat membuat konten promosi pribadi di akun sosial media mereka. Isinya pun sudah terhubung dengan tenun dan songket. Ada yang langsung datang ke sentra tenun, untuk mendapat background lokasi video agar pas. Semangat semacam ini menggembirakan kami! Karena ini sesuai dengan misi kami menanamkan cinta budaya kepada generasi milenial,” katanya.

Selama masa karantina, selain mendapat berbagai materi pembekalan, para finalis akan belajar koreografi dengan bimbingan koreografer senior Ati Ganda dari Studio 26.

“Para finalis ini akan muncul di atas panggung Grand Final di Balai Sarbini pada 21 Desember 2019. Mereka akan mengenakan busana rancangan Anna Mariana dari House of Marsha dan dinilai oleh para juri antar lain Jacky Mussry, Samuel Wattimena, Tika Bisono, Rani Badri Kalianda, dan lain-lain. Acara ini akan direkam dan ditayang tunda oleh TVRI," kata TA Panji Indra.

Acara yang digagas Yayasan Cinta Budaya Kain Nusantara (CBKN), Komunitas Tekstil Tradisional Indonesia (KTTI), dan melibatkan Rumah Kreasi Indonesia Hebat ini, kata Panji Indra, juga akan menampilkan pameran Tenun dan Songket Pusaka Nusantara sekaligus Dialog Budaya tentang Tenun Pusaka sebagai Rekam Jejak Intelektual dan Estetika Leluhur Bangsa.

Acara akan dibuka oleh PRA Arief Natadingrat SE Sultan Kesepuhan Cirebon XIV yang juga Ketua Umum Forum Silaturahmi Keraton se-Nusantara.

Baca juga: Teten: 60-70 persen bahan baku tenun dan songket masih impor
Baca juga: Songket dan tenun Indonesia dipromosikan di Ukraina

 

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019