Jakarta (ANTARA) - Pria berinisial AJ (31) yang ditemukan tidak bernyawa di Underpass Senen oleh pihak Polsek Metro Senen pada Jumat pagi ternyata memiliki depresi mental sejak 2016.

Hal tersebut diketahui setelah polisi memeriksa dua orang saksi yang merupakan pihak keluarga dari AJ yaitu kakak kandung dan sepupunya.

"Saudara- saudara korban menyatakan bahwa sejak 2016 AJ menderita gangguan jiwa atau depresi mental dan pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa," kata Kapolsek Metro Senen Komisaris Polisi Ewo Samono melalui pesan singkat yang diterima ANTARA, Jumat.

Lebih lanjut, berdasarkan keterangan dua orang anggota keluarga AJ itu diketahui korban sudah tidak melakukan pemeriksaan ataupun meminum obat yang diresepkan oleh dokternya.

"Seharusnya tiap bulan AJ kontrol (ke dokter). Tapi beberapa bulan sudah tidak pernah kontrol ataupun mengonsumsi obat penenang," kata Ewo.

Berdasarkan keterangan saksi lainnya yang dekat dengan Tempat Kejadian Perkara (TKP) tidak ditemukan juga bukti bahwa ada orang lain yang mencelakakan AJ sehingga terjatuh dari atas Underpass Senen.

Baca juga: Satpam OJK yang bunuh diri diduga terlilit hutang

Baca juga: Polisi benarkan adanya petugas keamanan yang bunuh diri di OJK

Baca juga: Benarkah bunuh diri bisa "menular"?


"Dugaan bahwa korban bunuh diri," kata Ewo.

AJ ditemukan tidak bernyawa setelah jatuh dari Underpass Senen dengan luka berat di bagian kepala.

Sebelumnya, Polsek Metro Senen mendapatkan laporan masyarakat terkait jasad pria di Underpass Senen.

Laporan tersebut masuk sekitar pukul 09.20 WIB dan berakhir viral di akun instagram @jktinfo karena penemuan jasad tersebut menyebabkan arus lalu lintas di Underpass Senen menjadi padat.

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019