Jakarta (ANTARA) - Pada hari Selasa sekitar pukul 07.15 WIB, Jakarta dikejutkan oleh sebuah ledakan yang terjadi di bagian sisi utara kawasan Monumen Nasional (Monas).

Ledakan tersebut diduga berasal dari sebuah granat asap yang ditemukan oleh anggota TNI. Granat yang meledak itu melukai dua orang prajurit, yakni Serma Fajar Arisworo dan Praka Gunawan Yusuf yang sedang berolahraga.

"Dugaan sementara hasil temuan tim di lapangan berasal dari granat asap," ujar Gatot dalam jumpa pers bersama Pangdam Jaya Mayjen TNI Eko Margiyono di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Selasa.

Fajar mengalami luka cukup parah di tangan sebelah kiri. Namun, dia masih dalam keadaan sadar. Sementara itu, Gunawan mengalami luka ringan di bagian paha. Ketika kejadian, Gunawan masih sempat meminta bantuan rekan-rekannya yang lain untuk membantu Fajar.

Pascaledakan, kedua prajurit yang terkena ledakan tersebut langsung dilarikan ke RSPAD Gatot Soebroto untuk mendapatkan penanganan medis intensif.

Guna mengetahui penyebab granat asap bisa meledak tiba-tiba, Polri menurunkan tim Pusat Laboratorium dan Forensik serta melakukan olah tempat kejadian perkara.

Pihak berwenang pun juga sedang menelusuri asal granat yang meledak itu, bagaimana bisa berada di Monas yang notabene kawasan publik.

Baca juga: Serma Fajar luka parah di tangan kiri

Baca juga: Pascaledakan Monas, Paspampres tidak tambah pengamanan


Jakarta Aman

Pascaledakan yang terjadi di Monas pada Selasa pagi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meyakinkan kalau kondisi Ibu Kota tetap aman dan kondusif.

"Secara umum ini aman. Kejadian itu (ledakan) lebih seperti insiden," kata Anies di Gedung DPRD DKI Jakarta.

Akan tetapi, ketika ditanyai tentang aspek keamanan yang diperlukan menyusul ledakan yang terjadi di wilayah administrasi yang menjadi tanggung jawabnya, Anies mengatakan bahwa persoalan itu merupakan ranah pihak keamanan.

"Nah, kalau mengenai aspek keamanan, prosedur pengamanan, alat, dan lain-lain, kapasitas menjawabnya ada pada pihak penegak hukum. Jadi, polisi dan TNI yang bisa menjelaskan soal itu karena prosedurnya ada di sana," ucapnya.

Sebagai pemerintah provinsi tentu pihaknya menjalankan tugas dan fungsi pada ranah pengelolaan kawasan.

"Kami pada pengelolaan kawasannya. Meskipun begitu, kami lakukan review untuk bisa nanti dicek," kata Anies tanpa menjelaskan apa yang akan dilakukan untuk mengantisipasi kejadian serupa.

Jakarta aman juga dibuktikan kawasan Monas tetap dikunjungi pelancong meski baru saja terjadi ledakan. Salah satu pengunjung bernama Tika mengatakan dirinya tahu ada ledakan. Akan tetapi, dia tetap memilih menghabiskan waktu liburannya di Monas.

"Iya, saya tahu pas sudah sampai sini. Akan tetapi, kepalang tanggung saya tungguin sampai buka. Ada atau enggak ada (ledakan granat) sebenarnya saya tetap liburan ke Monas," kata Tika.

Pengunjung lainnya, Siswanto, juga mengatakan hal serupa. Dia merasa tetap aman berkunjung ke Monas walaupun tahu ada kejadian tersebut.

"Pengamannya 'kan sama saja seperti hari biasa, tidak ada yang spesial pasti dicek tasnya apa yang dibawa. Akan tetapi, ya, sudah nyaman-nyaman saja mau berlibur ke sini bareng saudara saya yang dari luar kota, " ujar Siswanto.

Baca juga: Ledakan di Monas, Anies yakin Jakarta aman

Baca juga: Monas tetap buka dan beroperasi normal untuk umum

Tidak Viralkan Ledakan di Monas

Tak lama berselang dari kejadian, media sosial langsung ramai bertebaran dengan unggahan kejadian ledakan Selasa pagi itu.

Unggahan tersebut mulai dari berbentuk tulisan, foto, sampai video yang memperlihatkan prajurit TNI korban ledakan yang mengalami luka-luka.

Contohnya, beberapa unggahan video amatir yang ada di laman Facebook bahkan telah ditonton oleh belasan ribu warganet. Hal yang sama juga terlihat dari unggahan video pada laman Instagram.

Tercatat lebih dari 100 unggahan video maupun foto ledakan granat di Monas dengan menggunakan tagar #bommonas pada laman media sosial Instagram.

Menurut, Pangdam Jaya Mayjen TNI Eko Margiyono warga internet tidak perlu menyebarluaskan video maupun gambar yang berkaitan dengan ledakan granat di Monumen Nasional.

"Saya imbau yang sempat viral berkaitan dengan korban ini agar tidak di-share, tidak ada gunanya," katanya.

Baca juga: Pangdam Jaya imbau warganet tidak viralkan ledakan di Monas

Tunggu Hasil Penyelidikan

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengatakan bahwa sebaiknya menunggu hasil penyelidikan sebagai informasi pasti terkait dengan dugaan ledakan di Monas.

"Ya, saya juga baru dengar tadi pagi, kita lihat perkembangan penyelidikan investigasi, yah," kata Prabowo di Kantor Kementerian Pertahanan (Kemhan), Jakarta Pusat.

Prabowo meminta masyarakat mau bersabar menunggu penyelidikan yang dilakukan oleh kepolisian untuk mengetahui kejadian pasti ledakan pagi Selasa tersebut.

"Saya tidak tahu, yah. Nanti 'kan ada pihak yang selidiki, (infonya granat asap) saya tidak tahu, jangan tanya saya. Kita tunggu nanti," katanya.

Baca juga: Ledakan di Monas, Prabowo: Tunggu hasil penyelidikan

Baca juga: Fadjroel: Tak ada kekhawatiran dampak ledakan Monas terhadap investasi


Sementara itu, Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo menyerahkan penanganan kasus ledakan granat di Monas kepada pihak kepolisian untuk menginvestigasi serta memastikan kondisi Ibu Kota saat ini aman dan terkendali.

"Kita serahkan ke pihak berwajib saja. Kita prihatin terhadap dua anggota TNI AD kalau saya tidak keliru yang alami luka-luka, kita prihatin semoga lekas sembuh dan bertugas kembali," kata Fadjroel.

Fadjroel mengatakan belum ada arahan khusus dari Presiden terkait dengan kejadian itu. Akan tetapi, kalau ada indikasi tindak kekerasan, harus diselesaikan dengan tegas oleh kepolisian.

"Belum ada. Seperti biasa beliau selalu mengatakan segala tindak kekerasan apapun motifnya kita harus tegas. Setegas-tegasnya. Diserahkan kepada pihak berwajib. Nanti setelah itu mungkin Pak Kapolri akan berikan laporan kepada Pak Presiden," kata Fadjroel.

Baca juga: Anggota DPR: BIN tingkatkan peringatan dini jelang Natal-Tahun Baru

Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019