Ouagadougou (ANTARA) - Serangan pada gereja di Burkina Faso timur pada Minggu pagi menelan sedikitnya 14 korban jiwa, menurut pemerintah.

Identitas pelaku tidak langsung diketahui dan tidak ada informasi lebih lanjut soal insiden tersebut. Pasukan bersenjata Burkinabe mengevakuasi para korban luka dan melakukan penyisiran di lokasi kejadian, kata pemerintah melalui pernyataan.
Baca juga: Warga mengungsi akibat kekerasan Burkina Faso melonjak enam kali lipat

Tahun ini perlawanan gerilyawan menyulut ketegangan etnis dan agama di Burkina Faso, membuat sebagian besar wilayah di negara itu tidak memiliki pemerintahan, terutama di daerah utara yang berbatasan dengan Mali.

Serangan terhadap gereja terjadi di desa Hantoukoura dekat perbatasan dengan Niger di kawasan Est, daerah yang dikenal di mana para bandit diserang selama setahun terakhir oleh kelompok terduga gerilyawan yang memiliki hubungan dengan kelompok al-Qaida dan ISIS.

Pada 6 November kelompok bersenjata menembaki konvoi bus pekerja tambang di kawasan Est, menewaskan 39 orang.

Waktu insiden terbaru, selama jam ibadah, mencerminkan serangan lain terhadap orang Kristen tahun ini - sebuah fenomena baru di negara Afrika Barat yang telah lama membanggakan toleransi beragama mereka.

Burkina Faso pernah menjadi kantong wilayah yang damai di kawasan tersebut, namun kekerasan tahun lalu merenggut ratusan korban jiwa dan memaksa hampir satu juta orang meninggalkan rumah mereka.

Sumber: Reuters
​​​​​​​Baca juga: Empat warga Katolik tewas akibat serangan gereja susulan Burkina Faso
Baca juga: ISIS akui serangan Burkina Faso yang tewaskan 24 tentara
Baca juga: Serangan kedua pada gereja di Burkina Faso tewaskan enam orang

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019