Kami sekali lagi menemukan bahwa AS kemungkinan merupakan sumber FDI terbesar untuk Indonesia
Jakarta (ANTARA) - American Chamber of Commerce in Indonesia (AmCham Indonesia) menyebutkan bahwa Amerika Serikat saat ini menjadi penyumbang utama investasi asing langsung (FDI) ke Indonesia dengan nilai 36 miliar dolar AS dari 2013 hingga 2017.

Direktur Pelaksana AmCham Indonesia Lin Neumann mengatakan melalui besaran nilai investasi AS ke Indonesia tersebut mampu mengalahkan Singapura, Jepang, Inggris, dan China dalam beberapa tahun terakhir.

“Kami sekali lagi menemukan bahwa AS kemungkinan merupakan sumber FDI terbesar untuk Indonesia,” katanya dalam acara The 7th US-Indonesia Investment Summit 2019 di Jakarta, Kamis.

Lim menuturkan besaran nilai investasi tersebut lima kali lipat dari laporan pemerintah Indonesia yang menyatakan bahwa investasi AS di Indonesia senilai 7,78 miliar dolar AS.

Menurutnya, skala investasi AS di Indonesia tidak terlihat dari angka-angka resmi yang dikeluarkan pemerintah karena angka tersebut tidak mencakup sektor hulu migas yang secara tradisional merupakan salah satu tujuan investasi utama dari pemerintah AS.

“Terkadang mudah untuk mengecilkan peran yang sangat penting yang dimainkan AS dan telah dimainkan di Indonesia selama beberapa dekade,” ujarnya.

Ia melanjutkan, investasi AS ke Indonesia tidak hanya sekadar untuk menciptakan lapangan kerja karena investasi tersebut juga menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia RI.

Lim mencontohkan, perusahaan AS telah membangun tenaga kerja yang terampil, mentransfer pengetahuan dan teknologi, mendukung bisnis lokal, dan mengadvokasi peningkatan lingkungan bisnis yang menguntungkan.

Tak hanya itu, ia menuturkan perusahaan AS juga beperan besar dalam menggerakkan perekonomian Indonesia seperti Sampoerna (Philip Morris) dan Cargill yang berhasil mendidik petani lokal untuk meningkatkan produktivitas.

Baca juga: Kadin AS imbau pemerintah reformasi struktural untuk tarik investasi
Baca juga: Dubes AS sebut Indonesia perlu buka lebih luas peluang investasi

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019