Jadi kita harus menjaga independensi kita, imparsial kita
Jakarta (ANTARA) - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo meminta agar pegawainya tetap mengedepankan independensi saat bekerja.

"Jadi kawan-kawan semua, tujuan kita bertemu hari ini adalah marilah kita apalagi sebagai penegak hukum, Pak Saut (Wakil Ketua KPK Saut Situmorang) sebutnya apa? Inklusif selalu, imparsial selalu, di tengah," ucap Agus.

Hal tersebut dikatakannya saat menyampaikan sambutan dalam acara "Silaturahmi Kebangsaan dan Doa Bersama" di gedung KPK, Jakarta, Rabu. KPK juga mengundang penceramah KH Ahmad Muwafiq alias Gus Muwafiq mengisi kajian dalam kegiatan itu.

Baca juga: Ketua KPK: OTT KPK terjadi artinya sinergi kejaksaan dan Polri kurang
Baca juga: Idham Aziz harap Polri-KPK bangun integritas positif cegah korupsi
Baca juga: KPK undang Dirjen Peraturan Perundang-Undangan terkait revisi UU


"Jadi kita sebagai penegak hukum harus memikirkan imparsial, bayangkan kalau kita menangkap orang dengan menggunakan kopiah haji, yang ditangkap dari agama lain bagaimana? Itu tidak boleh. Iya kan? Jadi kita harus menjaga independensi kita, imparsial kita," tuturnya.

Selain itu dalam sambutannya, Agus juga menyatakan bahwa berdirinya KPK adalah untuk memperkuat eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Tujuan kami memang ingin mempertebal rasa kebangsaan kita. KPK dari berdiri untuk memperkuat eksistensi NKRI. Itu harus ditanamkan di benak kita masing-masing. Merawat Indonesia yang sebesar ini sungguh beratnya luar biasa, sangat kompleks sangat kompetitif," ucap Agus.

Agus pun mencontohkan pecahnya negara Yugoslavia pada 1991 yang disebabkan karena perbedaan agama dan suku.

"Teman-teman yang usianya sama seperti saya atau dibawah sedikit dari saya anda mungkin ingat tahun 1991, negara Yugoslavia pecah jadi tujuh negara, itu karena perbedaan sejarah agama dan suku. Ingat? Hari ini tidak ada Yugoslavia lagi, jadi tujuh (negara)," ujar Agus.

Oleh karena itu, kata dia, seharusnya Indonesia berbangga karena "founding father" kita sudah sepakat dengan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

"Kita hari ini sebetulnya menikmati "founding father' kita yang sudah sepakat menggariskan Pancasila menggariskan Bhinneka Tunggal Ika," kata dia.

Sebelumnya, KPK pada Selasa (19/11) juga telah mengundang Ustadz Abdul Somad mengisi kajian dengan tema integritas.



Baca juga: KPK tanggapi soal polemik sistem "e-budgeting" DKI Jakarta
Baca juga: KPK minta Kemensos punya data akurat orang miskin

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019