Jakarta (ANTARA) - Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) berhasil melimbahkan reflektor reaktor nuklir Triga Mark yang sudah digunakan selama 31 tahun, memindahkannya dari Pusat Reaktor Serba Guna di Bandung ke Pusat Teknologi Limbah Radioaktif di Serpong, Tangerang Selatan.

Reflektor merupakan bagian dari teras reaktor nuklir yang berfungsi untuk memantulkan neutron kembali ke dalam teras reaktor agar terus terjadi reaksi nuklir.

Ketua Tim Pengangkutan Limbah Reflektor dari BATAN Dadang Supriatna dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa pelimbahan reflektor Triga Mark itu telah melewati puluhan tahapan guna menjamin keselamatan pekerja, masyarakat, dan lingkungan selama dalam perjalanan dari Bandung, Jawa Barat, ke Serpong, Tangerang Selatan.

"Terdapat sepuluh tahapan yang harus dipenuhi pada pelimbahan reflektor bekas, mulai perencanaan hingga pelaksanaan pengiriman limbah,"kata Dadang.

Ia melanjutkan, tahapan pelimbahan meliputi survei radioaktivitas, pembuatan desain wadah, perizinan, rencana muat, rencana transportasi, proteksi radiasi, standar operasional prosedur, program kesiapsiagaan dan tanggap darurat, serta rencana pengamanan dan pengangkutan.

Reflektor reaktor Triga Mark tidak rusak. Reflektor itu menjadi limbah radioaktif karena setelah beroperasi selama 31 tahun sejak 1965 fungsinya digantikan oleh reflektor baru untuk peningkatan kapasitas reaktor nuklir dari 1 megawatt (MW) menjadi 2 MW pada 1996. 

Reflektor lama yang dilimbahkan itu harus dikelola dengan baik.

"Selama ini limbah reflektor disimpan di salah satu tempat penyimpanan sementara di PSTNT sambil menunggu dilakukan penyimpanan di gudang limbah yang dimiliki oleh Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) di Kawasan Nuklir Serpong," kata Dadang.

Reflektor reaktor nuklir Triga Mark tersebut pada Jumat (15/11) sudah diterima PTLR dan disimpan di tempat penyimpanan sementara limbah aktivitas tinggi hingga aktivitasnya meluruh pada status aman.

"Pengolahan selanjutnya nantinya dapat langsung dimasukkan ke dalam sel beton kemudian disementasi atau opsi kedua dilakukan pemotongan di medium air, sehingga grafitnya tidak tersebar kemana-mana kemudian hasil potongan-potongan tersebut disementasi," kata Kepala Bidang Keselamatan Kerja dan Operasi PTLR Suhartono.

Keberhasilan melakukan pengolahan limbah reflektor, menurut dia, meningkatkan keyakinan bahwa BATAN mampu menyelesaikan tantangan masa depan dalam pengelolaan limbah radioaktif. 

Baca juga:
BATAN : limbah radioaktif bisa digunakan kembali
Reaktor nuklir pertama Indonesia masih beroperasi baik di usia 54 tahun

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019