Denpasar (ANTARA) - Para seniman yang mewakili tim kesenian Dinas Kebudayaan Provinsi Bali akan turut memeriahkan Festival Tanjung Kelayang 2 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, pada 15-19 November 2019.

"Atas undangan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung, maka Dinas Kebudayaan Bali akan tampil pada acara Parade Pelangi Budaya dan Pentas Seni Budaya Daerah. Dua kegiatan yang diikuti itu, dari total 13 jenis acara yang disajikan," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Wayan "Kun" Adnyana, di Denpasar, Kamis.

Dalam ajang kebudayaan sekaligus promosi pariwisata tersebut, Disbud Bali bekerja sama dengan Sanggar Gumiart untuk menampilkan sajian seni inovatif yang didukung oleh 18 seniman, tari dan tabuh.

Baca juga: Pentas "Somya Bhuta" Taman Budaya Bali ramaikan panggung PKN

Dua garapan yang akan ditampilkan yaitu garapan pawai berjudul "Bala Bali Dwipa" yang menggambarkan gagahnya para ksatria Bali, yang diinterpretasikan dari keagungan Pulau Dewata dijaga prajurit-prajurit tangguh dengan iringan gamelan baleganjur.

Sedangkan untuk garapan pertunjukan panggung menyajikan karya seni berjudul "Lango Sudhaning Koripan Keindahan sebagai Sarana Ruatan Sang Jiwa"

Menurut dia, Bali ikut berpartisipasi dalam ajang seni budaya tersebut sebagai langkah positif untuk memperkenalkan kesenian Bali kepada masyarakat Nusantara. Hal ini juga sebagai bentuk diplomasi budaya serta lebih mengenalkan seni budaya daerah Bali kepada masyarakat Belitung khususnya.

"Apalagi, festival ini merupakan agenda pariwisata pasti menghadirkan para 'buyer' pariwisata. Festival Tanjung Kelayang 2 ini sangat strategis bagi Bali. Selain dapat berpromosi, nantinya akan ada timbal balik, yaitu saling kunjung mengunjungi seperti dalam ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) atau kegiatan lainnya," ujarnya.

Akademisi Institut Seni Indonesia Denpasar ini menambahkan, Festival Tanjung Kelayang 2 ini termasuk dalam Top 100 Calender of Events Wonderful Indonesia 2019, sehingga sangat tepat bagi Bali untuk berpartisipasi dalam hajatan tersebut.

"Secara tidak langsung, ada dua hal yang kita promosikan di sana, yaitu budaya Bali yang unik, juga pariwisata Bali yang berdasarkan budaya, sehingga menjadi daya tarik yang benar-benar beda," ujar Kun Adnyana.

Garapan Bala Bali Dwipa disajikan secara berjalan (pawai) dan Lango Sudhaning Koripan, Keindahan sebagai Sarana Ruatan Sang Jiwa sebuah garapan khusus disajikan di atas panggung.

"Dalam memeriahkan Festival Tanjung Kelayang 2, kami menyajikan harapan baru yang terinspirasi juga dari visi Pemerintah Provinsi Bali, Nangun Sat Kerthi Loka Bali," kata Kadek Wahyudita selaku penggagas dan konsep karya.

Kadek Wahyudita mengemukakan garapan Bala Bali Dwipa memadukan gerak-gerak ritmik dan diiringi oleh musik gamelan Balaganjur, sebuah ensamble perkusi yang biasa digunakan untuk mengiringi prosesi berjalan.

Sementara untuk garapan, Lango Sudhaning Koripan Keindahan sebagai Sarana Ruatan Sang Jiwa itu terinspirasi dari degradasi moral melanda dunia hingga titik kehancuran.

Baca juga: Seniman muda Bali pentas "Candra Bhawa" di Pekan Kebudayaan Nasional

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019