Jakarta (ANTARA) - Sebanyak empat politeknik di Indonesia dengan program studi terkait bidang maritim menjadi “pilot project” atau proyek percontohan untuk program bantuan dana pendidikan senilai Rp145 miliar dari pemerintah Inggris.

Program bertajuk “Skills for Prosperity” (Keahlian untuk Kemakmuran) itu merupakan kerja sama Inggris dan Indonesia yang diimplementasikan melalui lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa bidang ketenagakerjaan, International Labor Organization (ILO).

Baca juga: Inggris dukung prioritas maritim Jokowi lewat bantuan dana pendidikan

“Kami ingin membuat ‘center of excellence’ (pusat layanan unggulan, red) dengan memastikan ada politeknik yang menjadi model dalam program ini,” ujar Direktur ILO Indonesia, Michiko Miyamoto, di Jakarta, Selasa.

Keempat institusi pendidikan tinggi vokasi yang dimaksud adalah Politeknik Negeri Batam, Politeknik Negeri Manado, Politeknik Maritim Indonesia Semarang, dan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.

Michiko menambahkan bahwa program “Skills for Prosperity” terbatas waktu selama empat tahun yaitu periode 2019-2023, sehingga bekerja sama dengan empat politeknik terpilih dianggap sebagai model implementasi yang tepat.

Selain itu, ide program pendanaan untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi kemaritiman ini diharapkan bisa dilanjutkan oleh institusi Indonesia sendiri, dengan empat politeknik percontohan yang bisa menyebarkan pengaruh pada politeknik lainnya.

Baca juga: Inggris sasar lima fokus program pendidikan kejuruan di Indonesia

Dalam “Skills for Prosperity”, sesuai dengan namanya, implementasi program akan dititikberatkan pada pengembangan keterampilan serta peningkatan kapabilitas para pengajar dan mahasiswa penerima manfaat, misalnya melalui pelatihan dan lokakarya.

ILO, dalam hal ini, juga menghubungkan permintaan ketenagakerjaan yang diperlukan oleh dunia industri dengan sumber daya manusia lulusan politeknik bidang maritim agar bisa memenuhi standar.

“Tujuan kami adalah menjembatani sistem pendidikan tinggi dan pasar ketenagakerjaan serta kebutuhan industri yang terus berubah, memastikan bahwa ada kesesuaian pada pihak-pihak tersebut,” kata Michiko.

Baca juga: Mewujudkan dunia kerja bermartabat melalui Konvensi ILO No.190
Baca juga: Serikat buruh desak pemerintah ratifikasi Konvensi ILO No.190

Pewarta: Suwanti
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2019