Kami coba bantu dan dibimbing agar mendapatkan beasiswa yang benar.
Jakarta (ANTARA) - Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) seluruh dunia membentuk satuan tugas penipuan agen pendidikan untuk mencegah terjadinya kasus penipuan yang menimpa pelajar Indonesia di luar negeri.

"Kami sudah bentuk satgas penipuan agen, ini tujuannya untuk mencegah terjadinya penipuan yang menimpa pelajar Indonesia, terutama di negara-negara yang tidak berbahasa pengantar bahasa Inggris," ujar Koordinator PPI Se-Dunia Periode 2019-2020 Fadlan Muzakki, saat peluncuran situs ppi.id di Jakarta, Senin.

Sedangkan untuk mahasiswa yang sudah telanjur di negara tersebut, satgas tersebut membantu agar para pelajar mendapatkan haknya sebagaimana mestinya.

Kasus seperti itu, katanya, kerap terjadi di Taiwan dan Tiongkok. Calon mahasiswa yang berasal dari daerah diiming-imingi beasiswa, namun pada kenyataannya calon mahasiswa tersebut harus bekerja pada Senin hingga Jumat. Baru pada Sabtu dan Minggu, digunakan waktu untuk belajar.

"Gaji yang mereka dapat dari kerja Senin hingga Jumat itu digunakan untuk membayar uang kuliah dan makan mereka," ujarnya.

Baca juga: Kemnaker lakukan investigasi kasus kerja paksa mahasiswa di Taiwan

Sebagian besar mahasiswa Indonesia yang tertipu tersebut, kata Fadlan, tidak bisa berbahasa Mandarin dan juga tidak dibekali dengan kemampuan bahasa. Pada awal kedatangan, mereka harus menandatangani kontrak tanpa tahu isi dari kontrak tersebut.

"Kami coba bantu dan dibimbing agar mendapatkan beasiswa yang benar," katanya.

Baca juga: Kemlu: tata kelola skema magang di Taiwan perlu diperbaiki

Fadlan menjelaskan di negara lain juga kerap terjadi penipuan yang menimpa pelajar asal Indonesia, contohnya diiming-imingi beasiswa, padahal begitu sampai harus membayar berbagai macam biaya yang cukup besar.

Ke depan, pihaknya akan berupaya melakukan verifikasi agen pendidikan kuliah di luar negeri. Dengan demikian, diharapkan pelajar asal Indonesia bisa melanjutkan pendidikan di luar negeri dengan baik.

PPI meluncurkan situs baru dengan alamat ppi.id untuk menggantikan situs sebelumnya yaitu ppidunia.org. Situs itu merupakan hasil kerja sama PPI dengan dengan Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI).

“Kami memilih .id sebagai alamat website karena kami adalah bagian dari warga negara Indonesia. Disamping itu kami ingin masyarakat Indonesia mendapat informasi yang benar dan valid terkait info beasiswa di luar negeri, karena ada banyak penipuan beasiswa ke luar negeri yang mengatasnamakan PPI,” ujar Fadlan.

Baca juga: Menristek: Mahasiswa kerja paksa Taiwan korban penipuan

Lebih lanjut Fadlan menambahkan bahwa perubahan alamat situs ini sekaligus bertujuan untuk merapikan alamat situs PPI tiap negara yang selama ini tidak tertata dengan rapi, sehingga dapat terkoneksi dengan kawan PPI lain di tiap negara di seluruh dunia.

“Sebagai tambahan informasi, semua alamat situs PPI tiap negara yang sah terdaftar adalah yang berakhiran ppi.id, misal untuk Italia adalah it.ppi.id, belgia.ppi.id untuk Belgia dan lain sebagainya. Jadi jika mendapat informasi dari website PPI dengan format yang lain, mohon diinfokan dahulu ke website ppi.id”, kata Fadlan.

Baca juga: PPI: Mahasiswa Indonesia di Taiwan bukan kerja paksa

Situs ppi.id kini bisa terintegrasi dengan website PPI di setiap negara, fokus kegiatannya dengan memberikan informasi dasar seputar info beasiswa, tips mendapatkan beasiswa, informasi gaya hidup dan sharing pengalaman hidup dari berbagai sudut pandang di setiap negara.

Perwakilan dari PANDI, Gunawan Tyas Jatmiko, mengatakan bahwa perlu adanya dukungan dari kawan-kawan PPI agar bisa menunjukan identitas negara Indonesia.

Baca juga: Menristekdikti: Tak ada 'kerja paksa' mahasiswa di Taiwan

Gunawa berharap PPI dapat menggaungkan Indonesia secara luas ke seluruh dunia, dengan dukungan yang PANDI berikan melalui situs, semua dapat tersambung melalui internet. Selain situs, PANDI juga menyiapkan Virtual Private Server (VPS) untuk media penyimpanan informasi bagi anggota PPI di seluruh dunia.

Pewarta: Indriani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019