Selama ini, yang saya ketahui kedua adiknya bekerja di Jakarta sebagai penjual es jeruk, katanya
Brebes (ANTARA) - Kustati (38), kakak kandung Jaelani (36) dan Abdul Karim (31) mengaku tidak percaya jika kedua adiknya terlibat jaringan teroris yang ditangkap oleh Tim Densus 88 Antiteror di wilayah Kabupaten Sukorejo, Jawa Tengah.

"Selama ini, adiknya Jaelani dan Abdul Karim merupakan sosok yang baik di mata keluarga dan di lingkungannya dan tidak melakukan gerakan yang mencurigakan," kata Kustati, warga Desa Kluwut, Kabupaten Brebes, Rabu.

Kendati demikian, kata dia, kedua adiknya sempat meminta keluarganya agar tidak memajang foto dirinya yang ada di rumah sebelum pergi merantau.

Jaelani (36) dan Abdul Karim dilahirkan di Desa Kluwut RT03 RW06 Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, dan mereka hanya mengenyam pendidikan di bangku sekolah dasar (SD).

Baca juga: Densus tangkap tiga terduga teroris di Sukoharjo

Baca juga: Densus juga tangkap terduga teroris di Sragen

Baca juga: Densus 88 geledah rumah di pemukiman padat Lengkong Kota Bandung

Baca juga: Satu orang terduga teroris ditangkap Densus 88 di Kota Malang


"Selama ini, yang saya ketahui kedua adiknya bekerja di Jakarta sebagai penjual es jeruk," katanya.

Orang tua terduga teroris, Sodikun (67) mengatakan, pihak keluarga juga baru mengetahui kalau Jaelani dan Abdul Karim pindah ke Sukoharjo belum lama ini.

Keluarganya, kata dia, mendengar kabar kedua anaknya ditangkap oleh Tim Densus 88 Antiteror dari adik ipar anaknya (Jaelani, red.), sekitar pukul 11.00 siang.

"Jaelani terakhir berkomunikasi dengan keluarga sekitar seminggu lalu dan hanya menanyakan perihal pekerjaan keduanya di Sukoharjo," katanya.

Pewarta: Kutnadi
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019