Santri tidak hanya kuat dalam religiusitas tetapi juga hebat dalam rasa nasionalisme.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin meminta para santri untuk menyebarkan pesan perdamaian melalui identitas diri yang selama ini ditampilkannya untuk menjaga persatuan bangsa Indonesia.

"Selama ini santri telah berperan dengan baik menjaga pagar persatuan Indonesia. Maka dari itu santri merupakan duta perdamaian yang menebarkannya kepada siapapun, dimanapun, dan kapanpun," kata Lukman berkomentar mengenai hari santri dikutip dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu.

Lukman mengatakan santri adalah pribadi yang mendalami agama Islam dari akar kata salam, yang artinya kedamaian dan menjadi inti jiwa santri.

Menag mengingatkan agar santri tetap menjaga identitasnya yang harus selalu ditampilkan dalam kehidupan beragama dan bernegara.

Lukman menyebutkan santri memiliki ciri khas yang didapat dari proses belajar selama di pondok yang kemudian melekat sebagai identitas.

Menurut Menag, santri sangat menghargai perbedaan dan memiliki kecintaan luar biasa kepada tanah airnya.

"Sejak hari pertama mondok, santri sudah berhadapan dengan kemajemukan. Menghargai dan menghormati itu tidak tidak berarti membenarkan apalagi mendukung," kata Lukman.

Baca juga: Wamenlu: Santri agar berkontribusi dalam pergaulan dunia


Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Kanaruddin Amin menambahkan peringatan hari santri bukan ditujukan untuk diri santri melainkan untuk menebalkan prinsip Islam moderat.

"Santri tidak hanya kuat dalam religiusitas saja tetapi juga hebat dalam rasa nasionalisme. Untuk menjaga hal itu, negara perlu hadir, menjaga, dan memupuknya," kata Kanaruddin.

Acara Parade Santri yang diadakan di area hari bebas kendaraan jalan MH Thamrin Jakarta merupakan rangkaian acara dalam peringatan Hari Santri 2019 pada 22 Oktober mendatang.
 
Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin turut membentangkan bendera merah putih sepanjang 740 meter pada acara Parade Santri di area hari bebas kendaraan Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat, Minggu (13/10/2019). (ANTARA/HO-Kemenag)


Dalam acara tersebut dilakukan pembentangan bendera merah putih sepanjang 740 meter oleh ratusan santri dari pesantren Asshidiqiyah Jakarta.
Acara Parade Santri juga diisi oleh tausiyah keagamaan dari LH Miftah Maulana Habiburahman dan panggung musik shalawat oleh Veve Zulfikar.

Hari Santri ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo melalui Keppres No. 22 Tahun 2015. Parade hari santri diinisiasi oleh Kementerian Agama untuk meneguhkan posisi kaum santri di garda terdepan menyuarakan perdamaian di tengah maraknya pertikaian, konflik, dan peperangan di berbagai belahan dunia.


Baca juga: Muhaimin: RUU Pesantren kado Hari Santri Nasional

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019