Maluku Tengah, Maluku (ANTARA) - Pascagempa magnitudo 6,8 yang mengguncang di Ambon, Maluku pada Kamis, (26/9), Palang Merah Indonesia (PMI) menghibur anak korban bencana tersebut melalui program Psychosocial Support Program (PSP) di lokasi pengungsian

"Berdasarkan hasil assesment awal bahwa para pengungsi tersebar di beberapa lokasi yang mayoritas merupakan anak-anak. Untuk itu kita menjangkau mereka untuk melakukan pendampingan psikososial," kata Kepala Markas PMI Provinsi Maluku Herry Latuheru melalui sambungan telepon, Selasa.

Menurut dia, dalam kegiatan ini pihaknya melakukan penjangkauaan kepada pengungsi anak-anak dengan mengajak mereka melakukan permainan siaga bencana melalui media edukasi permainan yang sudah disiapkan.

Kegiatan PSP PMI ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan psikososial individu masyarakat, khususnya anak-anak dengan harapan agar tetap berfungsi optimal pada saat mengalami krisis dalam situasi bencana.

Baca juga: PMI kirim logistik ke lokasi terisolasi untuk korban gempa Ambon

Hingga saat ini tim PSP masih terus melakukan pendataan dan observasi kepada pengungsi anak-anak yang kondisinya memprihatinkan dan harus mengungsi dengan keluarganya seperti di daerah Maluku Tengah.

"Tim PSP juga sudah melakukan berbagai kegiatan bersama anak-anak dalam bentuk aktivitas yang menyenangkan seperti menggambar bersama, perlombaan hinggga aktivitas olah raga dan bernyanyi," ujarnya.

Herry mengatakan saat ini PMI Provinsi Maluku terus mengerahkan sejumlah personelnya dalam upaya operasi pelayanan tanggap darurat bencana gempa bumi yang berkoordinasi dengan pemerintah daerah.

Selain itu pihaknya juga sudah mulai mendistribusikan bantuan food dan nonfood items ke beberapa lokasi pengungsian. Bantuan tersebut merupakan dukungan dari PMI Pusat untuk membantu dan meringankan korban bencana gempa bumi.

Baca juga: PMI Maluku siagakan korps sukarela tangani korban gempa
Baca juga: PMI Maluku data korban gempa bumi di Pulau Ambon


 

Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019