Guwahati, India (ANTARA) - Puluhan ribu personel paramiliter dan polisi dikerahkan ke Assam, negara bagian India,  pada Jumat, menjelang publikasi daftar kewarganegaraan yang dapat membuat jutaan orang, mayoritas Muslim, kehilangan kewarganegaraan.

Selama empat tahun terakhir, penduduk Assam telah berjuang untuk membuktikan identitas mereka dalam tes yang diperintahkan pengadilan pascapuluhan tahun kampanye dari kelompok yang mengeluhkan soal migran ilegal dari negara tetangga Bangladesh.

Baca juga: Korban jiwa banjir Assam, India, jadi 32 orang

Pada Sabtu otoritas akan merilis daftar akhir kewarganegaraan. Konsep tahun lalu menyebabkan empat juta orang tidak masuk daftar, meningkatkan antisipasi aksi protes dari orang-orang yang menghadapi masa depan suram ketika daftar itu keluar.

"Kami berada di jalur yang tepat untuk mempublikasikan daftar akhir pada Sabtu dan semua upaya telah dilakukan guna meyakinkan orang-orang mengalami kesulitan untuk memeriksa nama mereka," kata pejabat pemerintah.

Baca juga: PM India lolos dari mosi tidak percaya

Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi, yang didukung nasionalis Hindu, mendukung tes kewarganegaraan dan mengatakan itu dapat memperluas tes ke negara perbatasan lainnya seperti Benggala Barat.

Kritikus berpendapat pencarian migran ilegal di Assam sebagian besar diarahkan pada minoritas Muslim.

Polisi menyebutkan 60.000 polisi negara bagian dan 19.000 personel paramiliter akan diterjunkan pada Sabtu. Negara bagian Assam yang berpenduduk 33 juta orang memiliki sejarah kekerasan sektarian dan etnis.

Baca juga: Ribuan warga India mengungsi saat kekerasan meletus di Assam

Sumber: Reuters

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019